Simak salah satu tata bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!
“Ano hito wa kuru kamoshirenai”.
Apa kalian tahu arti kalimat di atas? Kalimat itu berarti “orang itu mungkin datang”.
Dalam percakapan sehari-hari, kita akan menemui situasi ketika ingin mengungkapkan kalimat untuk menyatakan suatu dugaan. Sebelumnya kita telah belajar “darou/deshou”. Selanjutnya, kali ini mari belajar mengenai tata bahasa “kamoshirenai”. Jangan lupa tonton juga video penjelasannya ya!
Fungsi “kamoshirenai”
Pola kalimat
- kata kerja (bentuk kasual) + “kamoshirenai”
- kata sifat i + “kamoshirenai”
- kata sifat na (tanpa “na”) + “kamoshirenai”
- kata benda + “kamoshirenai”
Penggunaan “kamoshirenai”
Tata bahasa “kamoshirenai” merupakan ungkapan bahasa Jepang yang digunakan untuk menyatakan suatu dugaan atau perkiraan. Dalam bahasa Indonesia, pola ini dapat diartikan “mungkin”. Untuk kalimat yang lebih formal, bisa ganti kata “kamoshirenai” menjadi “kamoshiremasen”. Kemudian, dalam percakapan sehari-hari di situasi kasual, biasanya ungkapan ini disingkat menjadi “kamo” saja.
Jika ingin mengungkapkan bentuk negatif, bentuk lampau, atau negatif lampau, silakan ubah kata kerja, kata sifat, dan kata benda menjadi bentuk yang diinginkan. Hal ini karena pola “kamoshirenai” sudah merupakan satu pola yang berarti “mungkin”, sehingga untuk mengubah bentuk, misalnya menjadi bentuk lampau, maka kita perlu mengubah kata yang digunakan sebelumnya menjadi bentuk lampau.
Contoh kalimat
Untuk bisa lebih mudah memahami pola ”kamoshirenai”, mari perhatikan contoh kalimat berikut ini.
- Konkai wa kateru kamoshirenai.
- Kon’ya wa yuki ga furu kamoshirenai ne.
- Tanaka-sensei nara suisenjou wo kaite kureru kamoshiremasen.
- Itsuka aenakunaru kamoshiremasen.
- Ame ga futte iru kara, sakkaa no shiai ga chuushi ni naru kamoshiremasen.
- Kore wo morattara, kanojo wa yorokonde kureru kamo yo.
- Hontou no koto wo shitte shimattara, kanojo wa kanashinde shimau kamo.
-
本当のことを知ってしまったら、彼女は悲しんでしまうかも。
ほんとうの ことを しって しまったら、 かのじょは かなしんで しまう かも。→ Kalau sudah mengetahui hal yang sebenarnya, dia (perempuan) mungkin akan sedih.
- Uso ga baretara, kare ni kirawareru kamo na.
- Asokora hen no apaato wa yachin ga takai kamoshiremasen ne.
- Kono ryouri wa kare ni totte karakunai kamoshirenai.
- Kare wa Ayu-chan no koto ga suki kamoshirenai.
- Ano hito wa Yamada sensei no shiriai kamoshirenai.
Contoh soal
Pola “kamoshirenai” tergolong dalam tata bahasa JLPT N4. Untuk itu, coba perhatikan juga contoh soal yang menggunakan pola ini, seperti pada contoh berikut ini.
- なかもしれない
- かもしれない
- だかもしれない
- のかもしれない
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- しっていて
- しらないで
- しって
- しっている
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- かもしれない
- のかもしれない
- だかもしれない
- なかもしれない
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- てくれる
- くれる
- してくれる
- して
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- いない
- いて
- ない
- いるだ
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- かえり
- かえれ
- かえって
- かえった
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- まにあい
- まにあって
- まにあうだ
- まにあう
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- やすい
- やすく
- やすくて
- やすいだ
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- だいじょうぶと
- だいじょうぶな
- だいじょうぶ
- だいじょうぶだ
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- いた
- いない
- あり
- ある
- klik di sini untuk melihat jawabannya
Informasi tambahan
Selain pola “kamoshirenai”, kita bisa menggunakan kata “tabun”, “osoraku”, atau “moshikashitara” untuk menyatakan “mungkin”. Namun, perlu diketahui juga bahwa kata-kata tersebut tidak digunakan di akhir kalimat, melainkan di depan kalimat. Bahkan dalam percakapan sehari-hari, kata-kata tersebut sering digunakan dengan kata “kamoshirenai” atau “darou”. Misalnya :
- Kare wa tabun konai ne. (dia laki-laki mungkin tidak datang ya)
- Ano ko, tabun gakkou ni konai darou. (anak itu, mungkin tidak datang ke sekolah.)
- Moshikashitara, karera wa tsukiatte iru kamoshirenai. (mungkin, mereka sedang berkencan.)
Sebelumnya, kita telah belajar pola “darou/deshou” yang digunakan di akhir kalimat, yang juga berarti “mungkin”. Lalu, bagaimana perbedaan tata bahasa “darou” dengan “kamoshirenai”?
Keduanya bisa digunakan untuk menyampaikan dugaan atau perkiraan. Namun, terdapat sedikit perbedaan, yaitu pola “darou” merujuk pada dugaan yang kemungkinan tingkat kebenarannya lebih tinggi dibandingkan “kamoshirenai”. Untuk itu, jika ingin menyampaikan suatu dugaan yang dirasa hampir dekat dengan kenyataannya, silakan gunakan pola “darou”. Misalnya :
- Kare wa konai darou. (dia laki-laki mungkin tidak datang, dan kemungkinan ia tidak datang sangat tinggi, mungkin sekitar 80%.)
- Kare wa konai kamoshirenai. (dia laki-laki mungkin tidak datang, tetapi dugaan itu baru sekitar 50% atau kurang, jadi masih ada cukup kemungkinan dia datang.)
Kesimpulan
Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami fungsi dari tata bahasa “kamoshirenai”?
Tata bahasa “kamoshirenai” merupakan salah satu ungkapan dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menyatakan suatu dugaan atau perkiraan, sehingga dalam bahasa Indonesia berarti “mungkin”. Bentuk formalnya adalah “kamoshiremasen”, dan dalam percakapan sehari-hari sering disingkat “kamo”.
Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang ya! Jangan lupa untuk ikuti terus berbagai informasi seputar Jepang dari Kepo Jepang!
Selanjutnya, sambil mengingat materi hari ini, mari lihat beberapa pertanyaan di bawah ini!
Q)Bagaimana fungsi pola kalimat dengan “kamoshirenai”?
Q)Contoh kalimat dengan “kamoshirenai”?
Q)Bagaimana perbedaan “kamoshirenai” dan “darou”?
Kembali ke halaman daftar Materi Tata Bahasa N4
Kali ini kita sudah belajar pola “kamoshirenai”. Bagaimana menurut kalian? Semoga mudah dipahami ya. Karena masih ada tata bahasa lainnya yang perlu diperlajari, coba cek informasi lainnya di sini yuk!