Dikarenakan Jepang bersih dan higienis, apakah Anda beranggapan bahwa di Jepang pasti tidak akan terjadi keracunan makanan seperti di Indonesia?

Kenyataannya tidaklah seperti itu. Di Jepang pun ada berbagai macam keracunan makanan, bahkan selama tahun 2019 diketahui ada 13.000 pasien keracunan makanan.  

Hampir 50% keracunan terjadi di rumah makan atau restoran, dan setiap tahunnya 10% kasus terjadi di rumah. Lalu, jika Anda memasak sendiri di rumah, apa yang sebaiknya Anda perhatikan?

Penyebab Keracunan Makanan

Berhati-hatilah Terhadap Keracunan Makanan yang Diakibatkan Bakteri di Musim Panas

Secara garis besar, keracunan makanan diakibatkan oleh 4 hal, yaitu bakteri, virus, parasit, dan racun alami (jamur beracun dan sebagainya). Apabila Anda tinggal di Jepang, hal utama yang Anda perlu waspadai adalah keracunan makanan yang diakibatkan oleh bakteri di musim panas dan virus di musim dingin.

Bakteri musim panas yang perlu Anda waspadai diantaranya Kampilobakter, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, Salmonella dan lain sebagainya yang ditularkan dari daging mentah, telur ayam, atau dari tangan juru masak. Sebagian besar bakteri akan mati dengan memanaskannya, atau menyimpannya di dalam kulkas untuk menekan pertumbuhan bakteri, namun diantara bakteri tersebut, ada yang tidak bisa mati dengan mudah, oleh karena itu Anda perlu berhati-hati.

Silahkan praktikkan hal-hal untuk mencegah infeksi bakteri yang akan saya sampaikan pada artikel ini.

Berhati-hatilah Terhadap Virus Musim Dingin

Sebaliknya, keracunan makanan yang diakibatkan oleh virus yang bertahan lama di lingkungan yang bersuhu rendah dan kering, banyak muncul saat musim dingin. Yang paling dikenal adalah Norovirus yang ditularkan dari juru masak, makanan, atau makanan dari jenis kerang (bivalvia).

Hampir setengah dari jumlah pasien keracunan makanan diakibatkan oleh Norovirus. Secara praktis, Norovirus belum bisa diatasi dengan vaksin, penggunaan alkohol pun tidak berfungsi, oleh karena itu, cara mencegah virus ini dengan tepat adalah mencuci tangan dengan sabun. Anda juga bisa mendesinfeksi dengan menggunakan pemutih klorin dan sebagainya.

Baiklah, selanjutnya saya akan menjelaskan cara-cara untuk mencegah keracunan makanan khususnya yang disebabkan oleh bakteri. 

Tiga Prinsip Umum Pencegahan Keracunan Makanan

Jangan Menularkan dan Menyebarkan Bakteri

Hal yang pertama yang perlu dilakukan untuk mencegah keracunan makanan adalah jangan sampai bakteri yang ada pada bahan makanan tersebar ke barang-barang yang lain. Yang paling penting adalah “mencucinya”. Metode yang diusulkan untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona adalah dengan mencuci tangan yang benar, dengan begitu Anda bisa membersihkan bakteri yang menempel di tangan Anda. 

Selanjutnya, “pisahkan”. Jika daging dan ikan bersentuhan dengan bahan makanan lain, atau air daging dan ikannya ada yang bocor, maka bahan makanan lain akan mudah terkontaminasi, oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memisahkan masing-masing bahan makanan ke dalam kantong plastik dan membungkusnya dengan rapi kemudian menyimpannya di kulkas. Pisahkan juga pisau dan talenan untuk sayuran dan daging, cucilah setiap kali Anda mengganti bahan makanan, hal ini untuk mencegah virus dan bakteri menempel pada benda lain. Ada baiknya juga jika Anda mengatur urutan ketika memotong sayur dan daging.  

Kemudian, apabila Anda mengalami gejala seperti mual dan diare yang diduga karena keracunan makanan, sebaiknya hindari memasak makanan untuk mencegah penyebaran bakteri dari Anda ke orang lain.

Jangan Mengembangkan Bakteri

Agar bakteri tidak berkembang, untuk makanan yang perlu didinginkan atau dibekukan, pastikan Anda segera memasukkannya ke dalam kulkas atau freezer setelah Anda membawanya pulang atau ketika Anda menyisakan makanan. Selain itu, Anda juga perlu mengatur suhu karena suhu akan naik jika terlalu banyak makanan yang disimpan di dalam kulkas. Jaga suhu lemari es di bawah 10℃ dan freezer dibawah -15℃.

Akan tetapi, bukan berarti bakteri akan mati walaupun makanan dimasukkan ke dalam lemari es, ini hanya untuk memperlambat pertumbuhannya saja. Pembekuan (di dalam freezer) mungkin akan menghentikan pertumbuhan bakteri, namun bagaimanapun juga sebaiknya Anda menghindari penyimpanan dalam waktu yang lama.  

Melawan Bakteri

Membunuh bakteri adalah metode yang paling aman dan membuat tenang. Sebagian besar bakteri akan mati jika dipanaskan lebih dari 1 menit pada suhu lebih dari 75℃, oleh karena itu keracunan makanan sebagian besar bisa dicegah jika makanan dimasak dengan baik.

Idealnya, alat masak juga tidak hanya dicuci dengan sabun cuci saja tetapi juga didesinfeksi menggunakan pemutih klorin.

Sebagai tambahan, virus seperti Norovirus tidak akan berkembang dalam makanan, namun mudah berpindah dari orang ke orang, oleh karena itu pastikan Anda mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet, sebelum dan sesudah masak, dan sebelum makan, Anda juga sebaiknya mendesinfeksi secara menyeluruh barang-barang yang terpapar oleh orang yang terinfeksi, Anda juga perlu membuang sampah dengan benar agar tidak terinfeksi.

Poin untuk Mencegah Keracunan Makanan

Saat Berbelanja

Saat Anda berbelanja, masukan makanan yang perlu didinginkan dan dibekukan paling akhir ke dalam keranjang. Jika suhunya naik, maka bakteri akan mudah berkembang. Selain itu, pisahkan daging dan ikan ke dalam kantong plastik agar airnya tidak menempel pada makanan lain. Kemudian, segeralah pulang ke rumah tanpa mampir ke tempat lain.

Untuk mencegah makanan rusak saat penyimpanan, Anda juga perlu memperhatikan tanggal kadaluarsa makanan, oleh karena itu pikirkan matang-matang saat Anda berbelanja.

Saat Penyimpanan

Ketika Anda pulang ke rumah, segera masukan makanan yang harus didinginkan dan dibekukan ke dalam lemari es dan freezer. Pastikan Anda mencuci tangan sebelum dan sesudah membereskan daging, ikan dan telur. Setelah itu, berhati-hatilah ketika menyimpan ikan dan daging, jangan sampai air daging dan ikan bocor keluar.

Saat Menyiapkan dan Memasak

Saat menyiapkan bahan-bahan dan memasak, pastikan Anda mencuci tangan dengan sabun, baik sebelum maupun sesudahnya. Selain itu, bersihkan sayur dan bahan makanan lainnya dengan air yang mengalir. Cairkan makanan beku yang akan digunakan di lemari es (bukan freezer) atau microwave, hindari pencairan secara alami. Pencairan dan pembekuan makanan secara berulang-ulang juga bukan hal yang baik.

Hal lainnya, seperti yang sudah disebutkan, jagalah kebersihan pisau dan talenan, dan harap diingat untuk memanaskan makanan dengan baik.

Jangan lupa untuk mencuci dan membersihkan peralatan Anda setelah selesai menggunakannya. Karena bakteri juga bisa menempel di serbet dan lap handuk yang sudah digunakan, sebaiknya Anda merebus dan mensterilkannya dengan alkohol atau pemutih.

Saat Makan

Mencuci tangan sebelum makan adalah peraturan mendasar. Selain itu, gunakan peralatan makan yang bersih dan sebaiknya jangan terlalu lama menyimpan makanan yang sudah dibuat dalam suhu ruangan. Di Indonesia, nasi dan lauk pauk mungkin sering disimpan begitu saja di ruangan, tapi ini adalah hal yang harus benar-benar Anda hindari.

Ketika Anda menghangatkan kembali sisa makanan, panaskan secukupnya. Jika Anda memanaskan terlalu lama, sebaiknya Anda buang.

Kesimpulan

Ada berbagai macam gejala keracunan makanan, namun yang paling sering adalah muntah dan diare. Gejala muntah dan diare dianggap penting karena merupakan reaksi pertahanan tubuh untuk menghilangkan penyebab sakit yang ada di dalam tubuh. Jangan menggunakan obat yang dijual bebas seperti anti diare, secepat mungkin periksakan diri Anda ke dokter.

Sampaikan gejala Anda, jika penyebabnya diduga keracunan makanan, mintalah dokter untuk mengambil tindakan untuk mencegah penularan ke pasien lain.