Apabila Anda berada di Jepang dan hidup bersama keluarga atau untuk bekerja, ada kemungkinan Anda akan diminta hadir di pemakaman orang yang Anda kenal. Lalu, untuk pemakaman Jepang yang budaya dan agamanya berbeda dengan Indonesia, apakah yang perlu Anda siapkan? Dan pakaian apa yang sebaiknya Anda kenakan?

Pada artikel kali ini, saya akan memperkenalkan proses pemakaman di Jepang dan apa yang harus disiapkan oleh orang yang datang melayat.

Jadwal Malam Berkabung dan Pemakaman

Pertama-tama, saya akan memperkenalkan proses pemakaman yang umum dilaksanakan di Jepang. Sebagian besar orang Jepang melaksanakan pemakaman dengan sistem agama Buddha, atau pemakaman tanpa berkaitan dengan agama namun masih berdasar pada sistem agama Buddha. (masih banyak cara pemakaman yang lain, tergantung kepada agama dan permintaan mendiang.)

Proses pemakaman dilaksanakan dengan urutan seperti di bawah ini :
① Keluarga dan kerabat dekat mendiang akan mengumumkan kematian mendiang, menginformasikan waktu dan tempat pemakaman.
② Upacara malam berkabung dilaksanakan di tempat pemakaman atau tempat tinggal mendiang.
③ Upacara pelepasan dan pemakaman dilaksanakan di tempat pemakaman atau tempat tinggal mendiang.
④ Peti jenazah dipindahkan ke krematorium.
⑤ Jasad yang sudah dikremasi dimasukkan ke dalam guci.
※ Sebelum dan sesudah kremasi, biasanya ada waktu makan untuk kerabat saja.

Pada dasarnya, malam berkabung dibagi menjadi 2 kali, “karitsuya” dikhususkan untuk keluarga dan “tsuya” untuk tamu yang berbelasungkawa, waktunya sendiri dilaksanakan di malam hari mendiang meninggal dan di malam hari berikutnya. Namun akhir-akhir ini, ada juga yang melaksanakan malam berkabung secara bersamaan. Selain itu, ada juga daerah yang masih mempertahankan kebiasaan khusus mereka, jadi ada baiknya Anda mengkonfirmasi dengan orang-orang di sekitar.

Upacara pemakaman dilaksanakan berdasarkan sistem keagamaan sedangkan upacara pelepasan layaknya upacara perpisahan tidak berhubungan dengan agama sama sekali. Dahulu dilaksanakan secara terpisah, namun saat ini sebagian besar melaksanakannya secara bersamaan. Apabila hubungan Anda dengan mendiang atau keluarga mendiang tidak terlalu dekat, tidak jadi masalah apakah Anda akan menghadiri pemakaman saja atau malam berkabung saja.

Menyiapkan Sumbangan Belasungkawa

Kisaran Jumlah untuk Sumbangan Belasungkawa

Bawalah sumbangan belasungkawa yang disebut “kouden” saat menghadiri malam berkabung dan pemakaman, ini untuk menunjukan rasa peduli Anda terhadap keluarga yang ditinggalkan. Jumlah sumbangan belasungkawa berbeda berdasarkan hubungan, umur dan kedudukan mendiang, namun kisarannya bisa Anda lihat di bawah ini. Saya memberikan contoh untuk orang asing yang bekerja di Jepang atau yang tinggal di Jepang setelah menikah dengan orang Jepang :

・Orang tua pasangan Anda (suami/istri) : 50.000 – 100.000 yen
・Adik dan kakak pasangan Anda (suami/istri) : 30.000 – 50.000 yen
・Keluarga jauh seperti sepupu : 5.000 – 10.000 yen
※ apabila Anda sudah dekat biasanya 10.000 yen
・Teman, kenalan : 3.000 – 10.000 yen
※10.000 yen jika hubungan Anda sudah dekat
・Tetangga : 3.000 – 10.000 yen
※ ada juga organisasi daerah yang memutuskan jumlah sumbangan yang harus diberikan
・Atasan : 5.000 – 10.000 yen
・Teman kantor (seumur, seangkatan), bawahan, mantan atasan : 5.000 yen
※ Untuk teman kantor sebaiknya Anda berkonsultasi lagi dengan serikat pekerja di kantor Anda
※ Jangan memberikan sumbangan lebih besar dari atasan Anda

Amplop yang Digunakan

Sumbangan dimasukkan ke dalam amplop khusus. Desain amplop dibedakan berdasarkan sistem pemakaman yang dilaksanakan (Buddha, Shinto, Kristen, dan sebagainya), oleh karena itu hal yang pertama harus dilakukan adalah mengkonfirmasi sistem pemakaman yang akan dilaksanakan. Apabila tidak dijelaskan, Anda bisa menanyakannya kepada keluarga mendiang atau pelayat lainnya.

Setelah Anda mengetahui sistem pemakaman yang akan dilaksanakan, siapkanlah amplop yang sesuai. Untuk pemakaman Buddha yang sudah umum dilaksanakan sejak lama, pilihlah amplop putih yang diikat dengan mizuhiki (tali simpul) berwarna hitam dan putih atau tali berwarna emas. Jika Anda memberikan sumbangan sekitar 5.000 yen untuk teman dan kolega kantor, gunakanlah amplop sederhana yang sudah tercetak hiasan mizuhiki di atasnya. Jika Anda memberikan sumbangan di atas 10.000 yen gunakanlah amplop khusus sumbangan belasungkawa yang sudah diikat dengan mizuhiki yang asli.

Sebagai tambahan, selain desain amplop dan jumlah sumbangan, masih ada lagi beberapa etika dasar yang berkaitan dengan sumbangan belasungkawa.

Misalnya, jangan memberikan uang baru tapi uang yang kelihatannya sudah sering digunakan transaksi, selain itu, perhatikan lipatan sisi uang, dan hindari jumlah genap pada lembaran uang yang Anda siapkan. Etika lain yang harus diperhatikan adalah, arah untuk meletakkan uang ketika dimasukkan, apa yang harus ditulis di bagian belakang dan dalam amplop serta jenis pulpen yang harus digunakan.

Akan tetapi, orang Jepang sekalipun harus memeriksa berkali-kali hal detail seperti ini, oleh karena itu ada baiknya Anda pun meminta saran kepada kerabat atau kolega dan teman yang dapat dipercaya. Anda juga perlu menuliskan nama dan alamat, jika Anda tidak terlalu percaya diri dengan tulisan Anda, sebaiknya Anda meminta tolong kepada orang lain untuk menuliskannya.

Pakaian yang Dikenakan

Pria Mengenakan Jas Berwarna Hitam

Pakaian hitam adalah yang paling umum dikenakan pria ketika menghadiri malam berkabung atau pemakaman, kecuali untuk pemakaman khusus dan kepala keluarga yang melangsungkan pemakaman. Namun, jas hitam yang dimaksud bukanlah jas yang biasa digunakan untuk bekerja, melainkan jas formal yang agak mewah dan terbuat dari bahan wol dan sejenisnya.

Jika Anda menghadiri malam berkabung khusus keluarga (karitsuya), walau terburu-buru sekalipun hindari mengenakan pakaian yang terlalu kasual, Anda boleh mengenakan jas biasa berwarna gelap, namun sebaiknya mengenakan pakaian yang lebih formal. Jika Anda tidak memilikinya, Anda bisa segera membelinya atau harus menyewanya, namun jika Anda bagian dari masyarakat saya sarankan Anda memiliki 1 buah baju formal untuk acara seperti ini.

Selain jas hitam, umumnya kemeja yang dikenakan berwarna putih dengan dasi hitam polos yang tidak terlalu mewah, gunakan tas tangan berwarna hitam, sepatu kulit hitam yang tidak mencolok dan kaos kaki hitam polos serta sapu tangan berwarna putih. Hindari penggunaan ikat pinggang dan sepatu yang terbuat dari kulit hewan yang diburu secara liar, serta hindari juga penggunaan jam yang mencolok, berbagai macam aksesoris kecuali cincin pernikahan.

Wanita Mengenakan Jas atau Gaun Terusan Berwarna Hitam

Selain kepala keluarga yang melangsungkan pemakaman, umumnya wanita mengenakan jas formal berwarna hitam. Diperbolehkan mengenakan jas berwarna gelap ketika menghadiri malam berkabung khusus keluarga. Selama pakaian formal yang Anda kenakan berlengan dan menutupi bagian lutut, tidak jadi masalah apakah Anda mengenakan gaun terusan atau baju atasan dan bawahan. Akhir-akhir ini ada juga pakaian formal khusus bagi pelayat dan belasungkawa, apabila Anda memiliki ide untuk penggunaan pakaian dalam dan aksesoris, Anda pun bisa mengenakannya saat perayaan.

Gunakan stoking dan sepatu hitam polos, dan tidak perlu memakai aksesoris, namun Anda boleh mengenakan anting dan kalung mutiara hitam atau putih. Tatalah rambut panjang Anda dan kenakan aksesoris berwarna hitam.

Kesimpulan

Hal-hal dasar saat menghadiri pemakaman adalah “hitam”, “sederhana” dan “alami”.
Hal dasar lainnya ketika menghadiri acara pemakaman yaitu, sebaiknya tidak menggunakan parfum atau hair wax yang mengeluarkan bau bauan. Selain itu, kenakan make up yang natural dan cat kuku berwarna bening atau beige. Jika perlu membawa payung, bawalah payung berwarna hitam dan abu-abu polos atau payung vinyl transparan.

Silakan persiapkan diri Anda dengan mengikuti hal-hal dasar tersebut.
https://kepojepang.com/apa-doa-dipanjatkan-orang-jepang/