Penting bagi Anda untuk melakukan persiapan terlebih dahulu ketika Anda diundang oleh teman orang Jepang atau teman kantor ke acara pernikahan mereka. Akhir-akhir ini, semakin banyak pesta pernikahan bergaya bebas yang tidak terikat oleh adat tradisional, namun ada etika dasar yang harus dipatuhi oleh para tamu undangan.
Berapa banyak hadiah yang harus disiapkan dan bagaimana membawanya? Lalu, baju apa yang sebaiknya digunakan? Kali ini saya akan memperkenalkan etika dasar tamu undangan di upacara pernikahan orang Jepang.
Membalas Undangan Upacara Pernikahan
Di Jepang, umumnya pasangan yang akan menikah akan mengirimkan kartu undangan 2 bulan sebelum acara pernikahan berlangsung. Anda akan menemukan kartu pos di dalam amplop undangan. Kartu pos ini digunakan untuk membalas undangan tentang kehadiran Anda, oleh karena itu, di bagian belakang kartu pos terdapat tulisan “Hadir” dan “Tidak Hadir”. Anda tinggal memilih salah satu jawaban dengan melingkarinya, menyertakan nama dan alamat di kolom yang ada di bawahnya, kemudian mengirimkan kartu pos tersebut.
Akan tetapi, sebelum mengirimkan undangan, biasanya calon pasangan pengantin akan memberi tahu orang-orang terdekat mereka untuk mengosongkan hari ketika mereka melaksanakan upacara pernikahan, oleh karena itu, jika tidak ada halangan tertentu sebagian besar akan menjawab “Hadir”.
Di Jepang, upacara pernikahan umumnya dihadiri oleh keluarga kedua mempelai dan teman-teman, beberapa orang di tempat kerja, kemudian menyiapkan makanan dan kursi sesuai dengan orang yang benar-benar akan hadir. Oleh karena itu, jika Anda membalas akan hadir maka Anda harus benar-benar hadir kecuali ada alasan yang tidak bisa dihindari seperti jatuh sakit di hari tersebut. Selain itu, upacara dan resepsi pernikahan berlangsung sekitar 2 – 3 jam, oleh karena itu, Anda harus terus ada selama acara berlangsung. Apabila tempat upacara tidak terlalu luas, biasanya hanya keluarga saja yang akan menghadiri upacara pernikahan dan undangan lainnya dipersilakan datang ketika resepsi dimulai. Oleh karena itu, periksa baik-baik isi dari undangan pernikahan.
Sebagai tambahan, sebenarnya ada beberapa macam etika yang harus diperhatikan ketika menulis balasan undangan, namun bagi Anda yang tidak terlalu fasih bahasa Jepang, tidak akan menjadi masalah selama Anda menuliskan dengan jelas apakah akan hadir atau tidak dan identitas Anda sebagai pengirim tertulis jelas serta mengirimkan ulang kartu pos balasan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Menyiapkan Kado Pernikahan
Perkiraan Biaya untuk Kado Pernikahan
Anda harus membawa kado pernikahan ketika menghadiri acara pernikahan. Perkiraan biaya kado pernikahan akan berbeda-beda tergantung pada gaya upacara pernikahan, umur kedua mempelai dan hubungan Anda dengan mereka. Misalnya, untuk upacara dan resepsi pernikahan yang dilaksanakan di gedung yang menyediakan makanan dan tempat duduk, perkiraan biaya untuk kado pernikahan yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
・Kakak atau adik mempelai : 30.000 yen atau 50.000 yen
※di atas 50.000 yen untuk yang berusia 30 tahun lebih
・Sepupu mempelai : 30.000 yen
※ 30.000 atau 50.000 yen untuk yang berusia 30 tahun lebih
・Teman mempelai : 20.000 yen, 30.000 yen, atau 50.000 yen
・Atasan, bawahan, kolega mempelai : 30.000 yen sampai 50.000 yen
Jika Anda diundang sebagai teman atau kolega kerja pengantin, kado pernikahan yang paling umum adalah 30.000 yen. Jika umur Anda lebih tua biasanya 50.000 yen. Jika pasangan suami istri yang diundang, mereka berdua bisa memberikan kado pernikahan bersama-sama sekitar 50.000 yen atau 70.000 yen. Sebagai tambahan, kado pernikahan sebaiknya menggunakan uang baru. Jika Anda tidak memilikinya, Anda bisa menukarkan uang Anda dengan uang baru di Bank.
Amplop yang Digunakan untuk Kado Pernikahan
Dalam pernikahan Jepang, selain jumlah kado pernikahan ada juga etika penggunaan amplop.
Amplop yang digunakan untuk membungkus kado ucapan selamat saat pernikahan, mulai bekerja maupun pensiun menggunakan tali simpul yang disebut “mizuhiki”. Mizuhiki memiliki makna yang berbeda-beda tergantung dari warna dan cara menyimpulkannya.
Untuk upacara pernikahan menggunakan tali simpul berwarna merah-putih atau emas-putih, Anda bisa menggunakan tali simpul “musubi kiri (jenis simpulan)” yang diikat erat dengan kedua ujung tali yang terangkat atau “awaji musubi (jenis simpulan)” yang dibentuk dengan membuat cincin dari kedua sisi tali, menjalinnya dengan kedua ujung tali yang terangkat. Mizuhiki yang tidak terlepas setelah diikat menyimbolkan “ikatan antara kedua mempelai yang tidak bisa diputuskan” atau “pernikahan sekali seumur hidup”. Oleh karena itu, “chou musubi (simpulan bentuk kupu-kupu)” yang mudah terlepas tidak cocok digunakan untuk tali simpul amplop yang berisi kado pernikahan.
Ngomong-ngomong, amplop kado pernikahan pun menunjukkan status, jumlah kado pernikahan yang tinggi biasanya menggunakan amplop yang mewah. Sebagai tambahan, selain memasukkan uang yang akan diberikan ke dalam amplop, ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti menuliskan nama Anda di bagian belakang amplop dan menuliskan jumlah uang yang Anda berikan di bagian dalam amplop. Anda bisa menemukan informasi mengenai hal ini di internet, namun jika Anda merasa ragu, lebih aman jika Anda meminta panduan dari orang Jepang yang bisa diandalkan.
Pakaian yang akan Digunakan
Untuk Pria Umumnya Menggunakan Jas dan Sepatu Kulit
Saat datang ke acara pernikahan, Anda hanya perlu membawa kado pernikahan, kemudian dompet, ponsel dan sapu tangan Anda, namun Anda perlu memperhatikan pakaian yang Anda kenakan.
Tamu pria umumnya mengenakan jas berwarna hitam. Bagaimanapun suasana dan gaya pesta pernikahannya, tidak akan ada masalah selama Anda mengenakan jas berwarna hitam. Sebisa mungkin bukan jas yang digunakan untuk bekerja, tetapi gunakanlah jas khusus untuk acara-acara tertentu. Untuk pesta pernikahan yang kasual, Anda bisa menggunakan jas berwarna lain seperti abu-abu dan biru tua.
Anda bisa menggunakan kemeja putih tanpa corak dan hindarilah kemeja berkerah button-down dan berlengan pendek. Gunakanlah dasi berwarna lembut seperti silver-grey atau bisa juga dipadukan dengan menggunakan dasi bergaris putih. Pilihlah sepatu kulit berwarna hitam yang tidak bertali.
Wanita Bisa Memakai Gaun atau Kimono
Tamu pria sebaiknya menggunakan jas hitam dan kemeja putih, akan tetapi tamu wanita memiliki banyak pilihan dalam berpakaian. Tentu saja apa yang sebaiknya dipakai atau tidak akan membingungkan.
Wanita bisa mengenakan kimono, namun lebih mudah mengenakan gaun pesta. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih gaun yang akan dipakai :
・Hindari memakai gaun berwarna putih dan hitam (putih adalah warna untuk gaun pengantin wanita, hitam warna untuk acara pemakaman)
・Hindari gaun yang memperlihatkan bagian pundak, atau gunakan bolero dan sejenisnya untuk menutupi bagian pundak
・Hindari menggunakan gaun yang terlalu pendek
・Hindari menggunakan pakaian dan aksesoris yang mengkilap dan bercorak mencolok
Selain itu, gunakanlah sepatu heels pumps atau sepatu yang memperlihatkan jari kaki dan tumit. Hindari penggunaan sepatu boots. Selain itu, hindari bertelanjang kaki atau pemakaian celana ketat berwarna, sebaiknya gunakan stoking berwarna beige.
Tata rambut Anda agar terlihat elegan. Anda bisa menatanya sendiri, namun sebagian besar orang pergi ke salon khusus untuk menata rambut.
Pakain yang Tidak Boleh Dikenakan oleh Tamu di Acara Pernikahan
Sebagai tamu undangan, sebaiknya Anda membawa barang dan mengenakan pakaian yang sesuai dengan etika dasar. Anda tidak akan gagal selama memilih hal yang tidak menonjol. Untuk pria, hindarilah pemakaian sepatu dan tas yang menggunakan bahan berbulu dan kulit binatang yang dibunuh secara brutal, tas kasual berbahan kain atau kertas, aksesoris yang mencolok dan berukuran besar serta benda-benda kecil dengan pola karakter atau bermotif unik.
Tas yang boleh dibawa masuk ke tempat acara adalah tas kecil yang terlihat formal, untuk tas maupun barang besar lainnya biasanya disimpan di loker.
Kesimpulan
Etika dasar ketika datang ke acara pernikahan dimulai dari membalas kartu undangan, menyiapkan kado pernikahan dan amplopnya sampai menyiapkan pakaian yang akan dikenakan. Apabila ada hal yang tidak Anda pahami, Anda bisa menanyakannya kepada pelayan toko, teman sekantor atau sahabat Anda, dan nikmatilah ketika mempersiapkannya.
Pilihlah amplop dengan motif yang disukai pasangan pengantin. Anda bisa memikirkan berbagai macam ide dengan tetap berpegang pada etika dasar, seperti menyelaraskan gaun dan dasi dengan tamu lain. Yang terakhir, jangan lupa untuk mengucapkan doa dan ungkapan selamat untuk kedua mempelai.
https://kepojepang.com/upacara-pernikahan-orang-jepang/