Shigoto wo namakeruna!
Jangan malas bekerja!

Namakeru pada kalimat di atas adalah kata kerja bahasa Jepang yang artinya “malas”. Namun selain namakeru, “malas” juga bisa diungkapkan dengan kata taida. Lalu, apakah perbedaan dari kedua kata ini?

Melalui artikel ini, Kepo Jepang akan membahas arti dan makna kedua kata di atas, perbedaannya, serta memberikan beberapa contoh kalimat untuk memahami penggunaannya.

Untuk lebih jelasnya, langsung simak saja penjelasan di bawah ini.

Penjelasan “Namakeru” dan “Taida

Seperti yang sudah disebutkan di atas, baik namakeru maupun taida dalam bahasa Indonesia diartikan “malas”. Perbedaan paling jelas dari kedua kata ini adalah, namakeru termasuk ke dalam kategori kata kerja, sedangkan taida merupakan kata sifat.

Arti dan Makna “Namakeru

Namakeru termasuk ke dalam kelas kata kerja golongan 2 atau ichi-dan-doushi. Dalam bahasa Indonesia umumnya diartikan “malas”, “bermalas-malasan”, “mengabaikan”, dan “melalaikan”. Adapun pengertian makna kata ini yaitu :

  1. Melepaskan diri dan tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan atau dikerjakan. Melalaikan tugas.
  2. Kehilangan semangat dan tenaga.
  3. Menjadi membosankan.

Selain memberikan gambaran “melalaikan” tugas yang seharusnya dilakukan, namakeru juga bisa digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang tidak dilakukan dengan benar, atau hal-hal yang tidak dianggap serius. Sehingga umum digunakan ketika seseorang malas bekerja atau mengambil sikap ceroboh.

Sebagai tambahan, dalam bahasa Jepang ada istilah namake-mono yang secara harfiah berarti “orang malas” atau “pemalas”.

Watashi no douryou wa sugoku namake-mono nan da. Demo, iiwake wo suru no ga umai kara zenzen shikararenainda yo ne.

Arti dan Makna “Taida

Seperti yang sudah disebutkan di atas taida merupakan kata sifat, tepatnya kata sifat golongan 2 atau na-keiyoushi. Namun, selain sebagai kata sifat taida pun bisa difungsikan sebagai kata benda. Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia umumnya diartikan “malas” atau “kemalasan”. 

Makna kata ini menunjukkan keadaan di mana seseorang bersantai atau lalai dalam menjalankan hal yang seharusnya dilakukan. Selain itu, kata ini pun menunjukkan sifat yang ceroboh, sembrono, tidak rapi dan tidak disiplin. Makna “malas” pada kata ini bukan menunjukkan keadaan sementara, tetapi lebih menunjukkan “malas” karena kepribadian dan temperamen orang tersebut, sehingga mengandung makna yang negatif.

Istilah Bahasa Jepang Lain untuk “Malas”

Selain 2 kata di atas, ada beberapa istilah yang bisa kalian gunakan untuk mengungkapkan “malas”, di antaranya adalah sebagai berikut!

Mendou / Mendoukusai

Secara harfiah mendou berarti “sulit”, “repot”, “merepotkan”, “menyulitkan”, atau “melelahkan”. Namun, maknanya mengandung bahwa hal-hal yang “merepotkan” tersebut membuat orang “malas” untuk melakukannya. Sehingga sebagai ungkapan istilah ini pun bisa diartikan “malas” atau “(membuat jadi) malas”.

Pada intinya, mendou digunakan sebagai istilah dan ungkapan untuk menggambarkan hal yang merepotkan karena membutuhkan waktu dan tenaga serta tidak mudah untuk diselesaikan, yang mengakibatkan seseorang malas melakukan hal tersebut.

Mendoukusai sendiri istilah yang digunakan untuk menggambarkan bahwa hal atau orang yang dihadapi “sangat sulit”, “sangat merepotkan”, atau “sangat menyebalkan”. Sama halnya dengan mendou, aksi yang digambarkan oleh mendoukusai pun mengandung makna adanya rasa “malas” untuk mengerjakan atau menghadapi hal tersebut. Sehingga istilah ini umum digunakan ketika seseorang sedang merasa “malas”.

Okotaru

Okotaru maknanya sama dengan namakeru, menunjukkan keadaan di mana seseorang tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, atau melakukannya tetapi dengan santai dan lambat. Istilah ini juga mengandung makna menangguhkan suatu pekerjaan atau beristirahat. Secara sederhana diartikan “malas” atau “bermalas-malasan”.

Okotaru termasuk ke dalam kelas kata kerja, tepatnya kata kerja golongan 1 atau go-dan-doushi.

Sebagai tambahan, walaupun memiliki makna yang sama penggunaan okotaru dan namakeru sedikit berbeda. Namakeru lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, sedangkan okotaru bernuansa lebih formal dan serius, sehingga banyak digunakan sebagai ungkapan dalam berita, surat kabar, suasana belajar, atau oleh atasan.

Saboru

Istilah ini adalah istilah yang diambil dari bahasa Inggris dan dibuat menjadi kata kerja bahasa Jepang (doushi-ka). Sabo merupakan singkatan dari bahasa Inggris “sabotage” dan “ru” merupakan akhiran yang mengubahnya menjadi kata kerja.

Makna saboru sendiri menunjukkan aksi mengabaikan apa yang harus dilakukan, seperti tugas sekolah atau pekerjaan. Umumnya diartikan “malas”, “bermalas-malasan”, “bolos”, “mogok (tidak mau melakukan tugas)”.

Goro-goro

Goro-goro merupakan salah satu onomatopoeia dalam bahasa Jepang yang memiliki makna luas. Salah satu maknanya adalah “tidak melakukan apa-apa”, yang dalam bahasa Indonesia umumnya diartikan “bermalas-malasan”.

Goro-goro umumnya difungsikan sebagai kata keterangan atau kata kerja dengan menambahkan suru.

Contoh Kalimat

Untuk lebih memahami penggunaan istilah-istilah di atas, coba perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini.

Namakeru 

Shukudai wo namakeru you de wa seiseki appu wa dekimasen.
Ano hito wa shigoto wo namakeru kuse ga aru kara, chuui ga hitsuyou desu. 
Dare demo namakeru toki wa aru yo. Sonna ni jibun ni kibishiku shinakute ii.
Musume wa namakete bakari de komarimasu.
Otouto wa benkyou wo namakete ite, shiken ni rakudai shite shimatta rashii.

Taida

Kentarou-kun wa hijou ni taida-na hito da. 
Natsu yasumi-chuu ni taida-na seikatsu wo okutte shimatta sei de, shin-gakki ga hajimatte kara asa okiru no ga tsurai.
Satou-san ga kaisha de shoushin dekinai no wa, kare jishin no taida no sei ni hoka naranai.
Taida-na hito wo miru to iraira shite shimaimasu.
Taida de koujoushin ga nai seikatsu wo shite iru to, shourai kurou suru darou.

Mendou / Mendoukusai

A : Kyou no ban-gohan wa nani? 
B : Kore kara ryouri wo suru no wa mendoukusai kara, gaishoku ni shinai?
A : Honto mendou! Kono tiishatsu henpin shinakya, chigau iro ga okurarete kita kara.
B : Sore wa mendoukusai ne.
Kare wa nidoto aitakunai hodo mendoukusakatta.
A : Minami, suupaa itte gyuunyuu wo ip-pon katte kite kureru?
B : Hontou ni miruku hitsuyou na no? Ugoku no ga mendoukusai yo.
Ryouri suru no wa mendou-na koto nanode, mainichi konbini no tabemono ya deribarii ni tayotte iru.

Istilah Lainnya

Benkyou wo okotaru to shiboukou ni hairemasen.
Shigoto wo okotaru to tanin ni meiwaku ga kakaru. 
Shukudai wo saboru to jibun ga komaru yo.
Kare wa shigoto ga taikutsu de sabotte iru.
Yasumi no toki, ie de ichinichijuu goro-goro shite imashita.
A : Shuumatsu, nani shiteta?
B : U~n, betsu ni. Goro-goro shiteta.

Kesimpulan

Itulah penjelasan kata kerja namakeru dan kata sifat taida yang sama-sama memiliki arti “malas” atau “bermalas-malasan”. Keduanya umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain kedua kata ini, kata “malas” pun bisa diungkapkan dengan okotaru, saboru, atau goro-goro.

Sampai di sini dulu penjelasan bahasa Jepang kali ini. Semoga penjelasan kosakata bahasa Jepang dan contoh-contoh kalimat di atas mudah dimengerti, dipahami, dan bermanfaat bagi teman-teman yang sedang belajar bahasa Jepang. Jangan lupa simak terus informasi bahasa Jepang dan berita seputar Jepang di web maupun sosial media Kepo Jepang.

Untuk mengingat kembali penjelasan di atas, coba perhatikan beberapa hal di bawah ini.

  • Q) Apa bahasa Jepangnya “malas”?
  • Q) Apa artinya 怠ける (namakeru)?
  • Q) Apa perbedaan 怠ける (namakeru) dan 怠る (okotaru)?

Untuk melihat pertanyaan lainnya seputar bahasa Jepang dan info-info menarik tentang Jepang, langsung saja baca di halaman ini ya.

Mari Belajar Kosakata Lainnya!

Setelah mempelajari arti dan penggunaan kata kerja matsu yang berarti “tunggu” atau “menunggu”, yuk kita pelajari kata kerja bahasa Jepang lainnya, yang tentunya bisa kalian gunakan dalam kehidupan sehari-hari.