Q) Apa arti てくる dan ていく di sini? Dan apa penggunaan lainnya? アユが好きになってくる / きた dan アユが好きになっていく
A) Pada kalimat tersebut, “te kuru” untuk menyatakan perubahan yang telah terjadi dari masa lalu, sedangkan “te iku” digunakan menyatakan perubahan yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, makna kalimat pertama adalah “sudah berubah menjadi suka Ayu, padahal sebelumnya tidak”, dan kalimat kedua adalah “nantinya akan berubah menyukai Ayu”. Penggunaan lainnya adalah “te kuru” untuk menyatakan hal yang telah terus dilakukan dari dulu hingga sekarang, dan untuk menyatakan suatu hal yang mendekati pembicara, sedangkan “te iku” untuk menyatakan hal yang akan terus dilakukan dari sekarang, dan untuk menyatakan suatu hal yang menjauh dari pembicara. Untuk penjelasan lebih lengkap beserta contoh kalimatnya, silahkan lihat artikel penjelasan “te kuru” dan penjelasan “te iku” tersebut ya.
Coba cek pertanyaan-pertanyaan lain!
Q) Bagaimana rumus menyusun dan mengartikan bahasa jepang?
A) Sama halnya dengan kalimat bahasa Indonesia, kalimat bahasa Jepang pun terdiri dari subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Keberadaan jenis-jenis kata inilah yang akan mempengaruhi susunan penerjemahan. Berbeda dengan kalimat bahasa Indonesia yang dasarnya berpola SPOK, kalimat bahasa Jepang selalu meletakkan PREDIKAT DI AKHIR. Jadi SOK secara fleksibel bisa diletakkan di depan predikat. Sebagai contoh : Watashi wa (S) gakusei (P) = Saya pelajar. / Watashi wa (S) sushi wo (O) tabemasu (P) = Saya makan sushi. / Kare wa (S) gakkou de (K) nihongo wo (O) benkyoushiteimasu (P) = Dia belajar bahasa Jepang di Sekolah. / Sushi wa (S) oishii desu (P) = Sushi enak. Dengan melihat contoh-contoh ini, bisa disimpulkan, rumus menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia adalah : SP -> SP / SOP -> SPO / SKOP -> SPOK. Untuk contoh-contoh pola kalimat lain bisa kalian lihat halaman ini ya.
Q) Kapan waktu penggunaan perubahan kosakata saat membuat kalimat?
A) Dalam bahasa Jepang terdapat berbagai bentuk perubahan kosakata, baik kata kerja maupun kata sifat. Saat ingin mengungkapkan kalimat lampau, maka kita perlu menggunakan bentuk lampau (kata kerja : mashita, kata sifat i : katta desu, kata sifat na / kata benda : dewa arimasen deshita, dan lain-lain). Untuk penjelasan lebih lengkap silahkan lihat halaman ini.
Q) Saya belum hafal kata keterangan mohon dibantu
A) Kata keterangan / adverbia (fukushi) tentunya bisa dipahami jika kita belajar dari contoh kalimat dan mencoba membuat kalimat sendiri menggunakan adverbia yang telah dipelajari. Selengkapnya silahkan lihat halaman ini.