Simak salah satu tata bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!
Yasai wo tabena kereba naranai.
Harus makan sayuran.
Kali ini mari belajar mengenai tata bahasa “nakereba naranai”. Apakah kalian pernah mendengar kalimat dengan tata bahasa ini? Pola kalimat ini pada dasarnya digunakan untuk menyatakan hal yang “harus” dilakukan.
Untuk lebih jelasnya langsung simak saja penjelasan di bawah ini. Jangan lupa tonton juga video penjelasannya ya!
Fungsi “nakereba naranai”
Pola “nakereba naranai” atau “nakereba narimasen” dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyatakan ungkapan “harus”. Ada banyak variasi untuk mengungkapkan kata “harus” dalam bahasa Jepang.
Untuk bentuk sopannya, bisa menggunakan: (1) “nakereba narimasen”, (2) “nakereba ikemasen”, (3) “nakute wa narimasen”, (4) “nakute wa ikemasen”, atau (5) “nai to ikemasen”.
Kemudian, untuk bentuk yang lebih kasual adalah: (1) “nakereba naranai”, (2) “nakereba ikenai”, (3) “nakute wa naranai”, (4) “nakute wa ikenai”, (5) “nai to ikenai”, (6) “nakucha naranai”, (7) “nakucha ikenai”, atau hanya (8) “nakucha”.
Pada intinya, kata kerja akan diungkapkan dalam bentuk negatif, seperti pola ini:
- Pola kalimat : kata kerja bentuk negatif (nai) + “i” menjadi “nakereba naranai”
Perubahan kata kerja menjadi bentuk “nai” adalah sebagai berikut:
a.Kelompok 1 (berakhiran u, ku, su, tsu, nu, bu, mu, gu ru)
- u menjadi wanai : kau (membeli) = kawanai
- ku menjadi kanai : odoroku (terkejut) = odorokanai
- su menjadi sanai : nokosu (menyisakan) = nokosanai
- tsu menjadi tanai : tatsu (berdiri) = tatanai
- nu menjadi nanai : shinu (mati) = shinanai
- bu menjadi banai : manabu (belajar) = manabanai
- mu menjadi manai : kanashimu (bersedih) = kanashimanai
- gu menjadi ganai : oyogu (berenang) = oyoganai
- ru menjadi ranai : noru (naik kendaraan) = noranai
b.Kelompok 2 (berakhiran eru dan iru)
- ru menjadi nai : wasureru (lupa) = wasurenai, okiru (bangun) = okinai
c.Kelompok 3 / tidak beraturan (berakhiran suru, kata “kuru”)
- suru menjadi shinai : an’nai suru (memandu) = an’nai shinai
- kuru (datang) = konai
Contoh kalimat
Untuk bisa lebih mudah memahami pola ”nakereba naranai”, mari lihat contoh kalimat berikut ini.
- Sotsugyou ronbun no koto wa sensei ni soudan shinakereba narimasen.
- Kono ato wa senpai to au yakusoku ga aru node, hayaku ikanakereba narimasen.
- Ashita wa asa shichi-ji ni densha ni noranakereba narimasen.
- Ikkagetsu de, hiragana to katakana wo oboenakereba naranai.
- Asatte wa shiken dakara, ima kara benkyou shinakereba naranai.
- Kouhai ni bukatsu ni tsuite setsumei shinakereba naranai.
- Senshuu wa byouki de yasunda kara, kyou wa jugyou wo ukenakute wa ikemasen.
- Neru mae ni, kono kusuri wo nomanakute wa ikenai.
- Rirekisho no tame ni, saishin no shashin wo toranai to ikemasen.
- Ashita no baito ga hayai kara, ima sugu nenai to ikenain da.
Contoh soal
Pola ini tergolong dalam tata bahasa level N5. Untuk itu, coba perhatikan juga contoh soal JLPT N5 yang menggunakan pola ini, seperti pada contoh berikut ini.
- かいない
- かいな
- かわない
- かわな
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- かえさな
- かえさない
- かえしな
- かえしない
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- はなさないければ
- はなしないければ
- はなさなければ
- はなしなければ
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- はたらい
- はたらく
- はたらき
- はたらか
- klik di sini untuk melihat jawabannya
Kesimpulan
Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami fungsi dari tata bahasa “nakereba naranai”?
Pola “nakereba naranai” merupakan ungkapan dalam bahasa Jepang, yang dalam bahasa Indonesia berarti “harus”. Bentuk kalimat ini disampaikan dengan pola kata kerja negatif (nai) yang selanjutnya diikuti dengan kata “kereba naranai”.
Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang ya! Jangan lupa untuk ikuti terus berbagai informasi seputar Jepang dari Kepo Jepang!
Kembali ke halaman daftar Materi Tata Bahasa N5
Kali ini kita sudah belajar pola “nakereba naranai”. Bagaimana menurut kalian? Semoga mudah dipahami ya. Karena masih ada tata bahasa lainnya yang perlu diperlajari, coba cek informasi lainnya di sini yuk!