Hashi de tabemasu.
Makan dengan sumpit.

Hashi dalam bahasa Indonesia diartikan “sumpit”. Tetapi, apakah kalian tahu bahwa hashi bisa berarti lain, yaitu “jembatan” atau “ujung”? Apakah yang membedakan masing-masing arti hashi ini?

Melalui artikel ini, Kepo Jepang akan menjawab pertanyaan di atas dengan menjelaskan asal muasal kata hashi dan bagaimana perbedaan hashi “sumpit”, “jembatan”, dan “ujung”.

Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak penjelasan di bawah ini.

Penjelasan “Hashi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, selain diartikan “sumpit”, hashi memiliki arti lain yaitu “jembatan” dan “ujung”. Istilah bahasa Jepang yang memiliki ejaan dan ditulis dengan huruf hiragana yang sama, tetapi memiliki arti dan makna yang berbeda seperti ini disebut douon-igi-go, atau dalam bahasa Indonesia disebut homofon.

Selain dibedakan oleh arti dan maknanya, hashi bisa dibedakan dengan penulisan huruf kanji dan pengucapan atau pelafalannya (aksen). Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan di bawah ini.

Perbedaan Arti dan Makna “Hashi

Hashi (Sumpit)

Hashi yang diartikan sumpit ditulis dengan huruf kanji seperti di atas. Secara harfiah, hashi (sumpit) dijelaskan sebagai sepasang tongkat yang digunakan untuk menyisipkan makanan. Kanji hashi (sumpit) yang terdiri dari kanji 竹 (take; bambu) dan 者 (mono; benda) merepresentasikan “sumpit” itu sendiri, yaitu “benda yang terbuat dari bambu”. Tentu saja, saat ini bahan pembuatan “sumpit” bukan hanya dari bambu saja.

Lalu, dari manakah kata hashi itu berasal? Berikut beberapa penjelasan yang dipercaya sebagai etimologi kata hashi (sumpit).

  1. Etimologi utama adalah fungsi hashi sebagai “benda untuk menyisipkan, menjepit, meletakkan atau memegang di antara sesuatu (makanan)”.
  2. Karena bagian ujung (yang dalam bahasa Jepang disebut hashi) digunakan untuk menjepit, maka munculah istilah yang sama, yaitu hashi.
  3. Bentuknya mirip seperti hashi (jembatan) dan hashira (pilar) di kuil Buddha, sehingga istilah “sumpit” pun disebut hashi.
  4. Ujung “sumpit” mirip dengan paruh (kuchibashi) burung, cara baca lain dari kuchibashi adalah hashi, jadi istilah “sumpit” pun menggunakan hashi.

Ini adalah beberapa asal usul kata hashi (sumpit) yang dipercaya oleh orang Jepang, yang mana yang paling tepat, tidak dijelaskan secara terperinci.

Sebagai tambahan, “sumpit” dalam istilah bahasa Jepang yang sopan disebut otemoto. Maksud dari kata ini adalah menunjukkan “sumpit” yang sedang digunakan oleh seseorang dan terletak dekat dengan orang tersebut. Otemoto biasanya digunakan sebagai ungkapan sopan kepada pelanggan di restoran. Istilah otemoto sendiri awalnya digunakan untuk menunjukkan “sumpit” yang digunakan oleh seseorang, dan membedakannya dengan “sumpit” yang digunakan untuk mengambil makanan (lauk pauk) masakan Jepang yang digunakan bersama-sama.

Hashi (Jembatan)

Hashi yang diartikan “jembatan” secara rinci dijelaskan sebagai bangunan yang digunakan sebagai lintasan saat melewati jalan raya, rel kereta api, saluran air, danau, dan sebagainya. Berada di atas sungai, lembah, dan jalur transportasi lainnya.

Sama halnya dengan hashi (sumpit), hashi (jembatan) pun dihubungkan dengan hashi (ujung), di mana diartikan “struktur bangunan yang berfungsi menghubungkan ujung-ujung yang jauh atau dua titik tujuan perjalanan” atau “bangunan yang bisa digunakan untuk melalui kedua daerah, sungai, atau tempat lainnya”. Dari sinilah, istilah hashi digunakan untuk menunjukan “jembatan”.

Hashi (Ujung)

Jika dilihat dari pengertian hashi (sumpit) dan hashi (jembatan), bisa dikatakan bahwa akar dari penggunaan kata hashi adalah, hashi yang berarti “ujung” atau “tepi”. Secara harfiah, hashi (ujung) dijelaskan sebagai ujung atau bagian terluar dari sesuatu, baik itu yang ada di awal maupun di akhir. Oleh karena itu, bisa juga diartikan awal atau akhir dari sesuatu.

Contoh Kalimat

Untuk memahami masing-masing penggunaan istilah hashi di atas, perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini.

Hashi (Sumpit)

Nihon-jin wa gohan wo taberu toki, hashi wo tsukaimasu.
Ohashi wa tsukaemasuka?
Hashi no tsukaikata ni wa mou sukkari onare ni natta deshou. 
Tsukaisute no hashi wo tsukau yori mo purasuchikku no hashi wo aratte tsukau hou ga ii.
Kono tabemono wa hashi dewa taberarenai.
Dezain ga houfu-na no wa nihon no hashi no tokuchou de aru. 
Ohashi no mochikata ga chigattemasu yo.

Hashi (Jembatan)

Hashi wo watarimasu.
Ano hashi wa rainen hajime ni wa kansei suru darou.
Sono futatsu no machi wa hashi de tsunagatte iru.
Kono hashi kara taki no zenkei ga mieru.
Shouhei-kun no ie wa hashi no mukou ni arimasu.
Kono hashi wa ishi de tateraremashita.
Hashi ga kowarete ita node, oyogu shika nakatta. 

Hashi (Ujung / Tepi)

Teeburu no hashi ni mono wo oite wa ikenai.
Satou-san wa ichiban mae no retsu no hashi ni suwatta.
Shinshitsu no kaaten wa hashi ga iroasete kita.
Watashi wa toori wo hashi kara hashi made aruita.
Toire wa hooru no hashi ni arimasu.

Kesimpulan

Itulah penjelasan kata hashi yang merupakan istilah bahasa Jepang yang termasuk ke dalam jenis douon-igi-go, di mana ejaan dan cara tulis dengan hiragananya sama, tetapi memiliki arti dan makna yang berbeda. Selain itum aksen atau pelafalan serta penulisan dalam huruf kanjinya pun berbeda.

Semoga penjelasan di atas bisa dengan mudah kalian pahami dan mengerti, serta bisa bermanfaat untuk kalian yang sedang belajar bahasa Jepang. Jangan lupa ikuti terus informasi terbaru seputar Jepang dan bahasa Jepang di Kepo Jepang.

Untuk mengingat kembali penjelasan di atas, mari kita simak kembali beberapa hal di bawah ini.

  • Q) Apa bahasa Jepangnya “sumpit”?
  • Q) Apa bahasa Indonesianya “hashi”?
  • Q) Bagaimana membedakan “hashi” sumpit. jembatan, dan ujung?

Untuk melihat pertanyaan lainnya seputar Jepang dan bahasa Jepang, langsung saja baca di halaman ini ya.