Belajar partikel bahasa Jepang yang digunakan sehari-hari yuk!

Kali ini adalah mengenai partikel “te”. Apakah kalian pernah mendengar partikel ini?

Bagaimana penggunaan partikel “te”?

Fungsi partikel “te”

Partikel “te” bisa berubah menjadi “de” tergantung predikatnya. Sebagai konjungsi, partikel ini bisa digunakan untuk dua hal, yaitu untuk:

1.Menyampaikan dua aktivitas atau lebih 

  • Pola kalimat: kata kerja (te) + kata kerja (te) + kata kerja (kasual/masu)

Dalam hal ini, partikel “te” bisa digunakan untuk menyampaikan dua kegiatan atau lebih yang dilakukan secara berurutan, sehingga tampaknya dapat diartikan dengan kata “lalu” atau “kemudian”. Misalnya adalah “asa okite, mizu wo nomimasu” yang berarti “bangun pagi, lalu minum air”.

Bentuk variasi lainnya yang serupa dengan pola ini adalah dengan menambahkan partikel “kara”, sehingga menjadi “te kara” sebelum menyampaikan aktivitas yang terakhir. Penjelasan ini bisa dilihat pada partikel “kara” .

Sebagai pengingat, perhatikan kembali perubahan bentuk kata kerja ketika menjadi bentuk “te”. Lihatlah beberapa contoh kata kerja di bawah ini!

a.Kelompok 1 (berakhiran u, ku, su, tsu, nu, bu, mu, gu, ru)
  • u menjadi tte : au (bertemu) = atte
  • ku menjadi ite : kaku (menulis) = kaite
  • su menjadi shite : hanasu (berbicara) = hanashite
  • tsu menjadi tte : matsu (menunggu) = matte
  • nu menjadi nde : shinu (mati) = shinde
  • bu menjadi nde : asobu (bermain) = asonde
  • mu menjadi nde : nomu (minum) = nonde
  • gu menjadi ide : oyogu (berenang) = oyoide
  • ru menjadi tte : kaeru (pulang) = kaette

*pengecualian untuk kata iku (pergi)= itte (meski berakhiran ku, khusus kata ini, akan berubah menjadi itte)

b.Kelompok 2 (berakhiran eru dan iru)
  • eru menjadi ete : neru (tidur) = nete
  • iru menjadi ite : kiru (bangun) = okite
c.Kelompok 3 (berakhiran suru)
  • suru menjadi shite : benkyou suru (belajar) = benkyou shite
d.Tidak beraturan
  • Hanya untuk kata “kuru” (datang) = kite

2.Menyampaikan dua kata sifat 

Pola kalimat:

  • Kata sifat i (huruf i terakhir hilang menjadi ku) + partikel “te” + kata sifat i/na
  • Kata sifat na (na dihilangkan) + partikel “de” + kata sifat i/na

Sederhananya, kata sifat “i” menjadi “kute”, dan “na” menjadi “de”. Dalam hal ini, partikel “te” atau “de” bisa diartikan dengan kata “dan”, karena digunakan untuk menyatakan dua kata sifat yang sejajar. Misalnya adalah “kono ryouri wa yasukute oishii desu” yang berarti “masakan ini murah dan enak”.

Selain kedua fungsi tersebut, kata kerja dengan perubahan bentuk “te” bisa digunakan untuk menyatakan berbagai hal lain, seperti untuk:

3.Menyampaikan aktivitas yang sedang dilakukan/suatu kebiasaan

  • Pola kalimat: kata kerja (te) + imasu/iru

Bentuk “te imasu” atau “te iru” digunakan untuk mengungkapkan aktivitas yang sedang dilakukan, sehingga sederhananya bisa berarti “sedang (melakukan)”. Bentuk ini juga bisa menunjukkan suatu kebiasaan. Contoh kalimat dengan pola ini adalah “sakura ga saite imasu” yang berarti “bunga Sakura sedang bermekaran”.

4.Menyampaikan kalimat perintah

  • Pola kalimat: kata kerja (te) + kudasai

Dalam bahasa Indonesia, pola ini bisa diartikan dengan kata “tolong” atau “silakan”. Misalnya adalah “matte kudasai” yang berarti “tolong tunggu”. Perlu diketahui juga bahwa kalimat perintah seperti ini bisa disampaiPolkan tanpa mengatakan “kudasai”, tetapi hal itu hanya digunakan untuk percakapan kasual. Misalnya hanya dengan mengucapkan “matte!”, hal itu sudah berarti suruhan untuk “tunggu!”.

5.Menyampaikan kalimat larangan

Pola kalimat:

  • Kata kerja (te) + “wa ikemasen”
  • Kata kerja (nai) + partikel “de” + kudasai

Kedua pola ini bisa digunakan untuk menyampaikan larangan. Misalnya adalah “hashitte wa ikemasen” yang berarti “dilarang berlari”. Kemudian bentuk larangan yang terkesan seperti suruhan yang sedikit lebih halus adalah “hashiranaide kudasai” yang berarti “tolong jangan berlari”. Di sini, kata “kudasai” juga bisa dihilangkan, untuk menyatakan ungkapan yang lebih kasual.

Masih ada variasi ungkapan lain yang menggunakan kata kerja bentuk “te”. Misalnya bisa dilihat juga pada partikel “temo” yang bisa berarti “pun” atau “boleh”.

Contoh kalimat

1.Menyampaikan dua aktivitas atau lebih

Asa okite, gohan wo tabete, gakkou e ikimasu.
Tomodachi no ie ni itte, ei-go wo benkyou shimasu.
Konbini e itte, pan wo kaimasu.
Soto de bangohan wo tabete, kaerimasu.
Ofuro ni haite, nemasu.

2.Menyampaikan dua kata sifat

Kono heya wa hirokute kirei desu.
Riko-chan wa se ga takakute, kami ga nagai.
Yamada-kun wa atama ga yokute, kakkoii desu.
Tanaka-san wa shinsetsu de yasashii desu.
Ano ko wa itsumo genki de akarui desu.

3.Menyampaikan aktivitas yang sedang dilakukan/suatu kebiasaan

Ima, tomodachi to asonde imasu.
Matsumoto-san wa ima Hayashi-san ni denwa wo kakete imasu.
Yasumi no hi wa itsumo nani wo shite imasuka?
Nichiyoubi wa taitei hon wo yonde imasu.
Maiasa, itsumo ie no chikaku ni aru kouen wo sanpo shite imasu.

4.Menyampaikan kalimat perintah

Hayaku kite kudasai!
Douzo haitte kudasai!
Ki wo tsukete kudasai!
Shukudai wo dashite kudasai!
Kore, nonde mite!

5.Menyampaikan kalimat larangan

Kyoushite no naka de tabete wa ikemasen.
Kono heya de tabako wo sutte wa ikemasen.
Asoko e ikanaide kudasai!
Koko de shashin wo toranaide kudasai!
Hon wo minaide kudasai!

Kesimpulan

Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami pola partikel “te” dalam bahasa Jepang?

Sebagai konjungsi, partikel “te” atau yang bisa berubah menjadi “de” bisa diartikan “kemudian” serta “dan”, untuk menyatakan dua aktivitas atau lebih secara berurutan, serta untuk menyatakan dua kata sifat. Selain itu partikel “te” dari perubahan bentuk kata kerja bisa juga digunakan untuk menyatakan aktivitas yang sedang dilakukan/suatu kebiasaan, kalimat perintah, kalimat larangan, dan sebagainya.

Semoga informasi hari ini bermanfaat. Ikuti terus informasi belajar bahasa Jepang dari Kepo Jepang ya!