Simak salah satu partikel bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!

Kali ini mari belajar tentang partikel “na” atau “naa”. Apakah kalian pernah mendengar partikel ini sebelumnya?

Bagaimana penggunaan partikel “na” atau “naa”?

Partikel “na” atau “naa” merupakan partikel di akhir kalimat dalam bahasa Jepang, yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai hal dalam kalimat yang berbentuk non-formal atau kasual. Oleh karena itu, ungkapan dengan partikel “na” biasanya digunakan saat berbicara dengan yang seumuran atau dari yang lebih tua kepada yang lebih muda.

Ada beberapa fungsi yang hanya menggunakan partikel “na”, dan ada juga fungsi yang bisa menggunakan baik partikel “na” maupun “naa”. Untuk mengungkapkan larangan, perintah, dan untuk memastikan sesuatu, partikel yang digunakan hanya partikel “na”. Khusus untuk ungkapan kesan saja yang bisa menggunakan partikel “na” atau “naa”.

Untuk lebih lengkapnya, perhatikan penjelasan berikut ini!

Fungsi partikel “na” atau “naa”

1.Menunjukkan kalimat larangan

  • Pola kalimat : kata kerja bentuk kamus + partikel “na”

Partikel “na” di sini digunakan untuk menyampaikan kalimat larangan, yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan “jangan”. Ungkapan ini terkesan cukup tegas, sehingga pada umumnya lebih sering digunakan oleh laki-laki, tetapi ada juga perempuan yang menggunakan ungkapan seperti ini.

2.Menyampaikan kalimat perintah

  • Pola kalimat : kata kerja bentuk masu (“masu” hilang) + partikel “na”

Pola ini sebenarnya merupakan bentuk yang lebih sederhana dari pola kalimat perintah bentuk “nasai” yang berarti “tolong”, “silakan”, atau “lah”.

3.Memastikan/menekankan suatu hal

  • Pola kalimat : hal yang ditekankan/dipastikan + partikel “na”

Partikel “na” bisa digunakan juga untuk memastikan atau menekankan suatu hal. Dalam bahasa Indonesia, fungsi partikel “na” ini bisa diartikan dengan kata “ya”, yang biasa digunakan di akhir kalimat untuk bertanya.  

4.Mengungkapkan suatu kesan/harapan

  • Pola kalimat : ungkapan kesan (bentuk kasual) + partikel “na” atau “naa”

Dalam hal ini, partikel “na” atau “naa” berfungsi untuk mengungkapkan suatu kesan atau harapan dari pembicara sendiri, yang menunjukkan bahwa pembicara seperti sedang bergumam. Dalam bahasa Indonesia ungkapan ini serupa dengan kata “ya” di akhir kalimat.

Tentunya kesan yang disampaikan umumnya dalam bentuk kalimat kasual. Akan tetapi, khusus untuk fungsi ini, ada juga yang menggunakan partikel ini sebagai suatu dialek, dengan mengungkapkan kesan berbentuk kalimat sopan (desu/masu) yang kemudian ditambahkan partikel “na” atau “naa”.

Contoh kalimat

1.Menunjukkan kalimat larangan

Asoko ni hitori de iku na!
Gakkou no rouka wo hashiru na!
Ore wo nameru na!
Kono koto, dare ni mo hanasu na!
Koko ni gomi wo suteru na!
Ichido shippai shitemo, akirameru na!
Sonna koto, ki ni suru na!

2.Menyampaikan kalimat perintah

Takusan tabe na!
Kore, nonde mi na!
Suki na mono wo kai na!
Yaritai koto wo yari na!
Maemuki de ikite iki na!
Mou hachi-ji da yo. Hayaku oki na!
Kore wo motte kaeri na!

3.Memastikan/menekankan suatu hal

Sore de daijoubu da na?

Dengan itu tidak masalah ya?

Ano hito wa yamada-san da yo na?

Orang itu Yamada ya?

Kore de machigai ga nai na?

Dengan ini tidak ada yang salah ya?

Konkai wa kitto shippai shinai da na?

Kali ini pasti tidak gagal ya?

Kare nara dekiru yo na?

Dia (laki-laki) pasti bisa ya?

Ima iku nara, tabun mada maniau yo na?

Kalau pergi sekarang, mungkin masih keburu ya?

4.Mengungkapkan suatu kesan/harapan

Ano ko, sugoku kawaii naa.
Okinawa no umi wa meccha kirei da na.
Kono uta, hontou ni suteki da na.
Shuushoku ga kimatta no? Ii naa.
Zutto matte ita noni naa.
Kaigai ni ikitai naa.
Ano hito to mata aeru to ii naa.
Sore wa ii desu na*.

Kesimpulan

Bagaimana teman-teman? Apa sudah bisa memahami fungsi dari partikel ini?

Partikel “na” digunakan untuk mengungkapkan larangan, perintah, serta untuk memastikan atau menekankan suatu hal. Kemudian untuk mengungkapkan suatu kesan atau harapan, bisa menggunakan baik partikel “na” atau “naa”. Dalam bahasa Indonesia partikel ini bisa diartikan dengan kata “jangan”, “silakan”, serta “ya”, tergantung konteks kalimatnya.

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat ya! Jangan lupa untuk ikuti terus informasi dari Kepo Jepang!