Watashi wa A-sha no shain desu.

Tahukah kalian apa arti dari kalimat di atas? Artinya adalah “saya adalah karyawan perusahaan A.” Kata shain digunakan untuk menunjukkan seseorang yang bekerja untuk perusahaan. Lalu apakah bedanya dengan kaishain?

Melalui artikel ini, Kepo Jepang akan menjelaskan arti dan makna dari kedua istilah di atas, apa perbedaannya dan bagaimana penggunaannya dalam kalimat.

Untuk lebih memahaminya, langsung saja simak penjelasannya di bawah ini.

Penjelasan “Shain” dan “Kaishain

Dalam kamus bahasa Indonesia, baik shain maupun kaishain diartikan “pegawai” atau “karyawan” perusahaan. Namun, dalam bahasa Jepang secara makna kedua istilah ini digunakan secara berbeda. 

Arti dan Makna “Shain

Berdasarkan penulisan kanjinya, shain terdiri dari dua karakter kanji sha (perusahaan) dan in (anggota). Sehingga secara sederhana makna shain adalah anggota dari sebuah perusahaan. Dalam kamus Daijiten, kata shain dijelaskan sebagai berikut :

  1. Orang yang bekerja sebagai salah satu anggota sebuah perusahaan.
  2. Anggota asosiasi berbadan hukum. Dalam perusahaan saham gabungan, itu disebut pemegang saham.

Pada awalnya shain hanya merujuk pada makna kedua dan tidak digunakan untuk orang yang bekerja di perusahaan atau “karyawan” secara umum. Namun, dikarenakan “karyawan” umum pun merupakan bagian dari perusahaan tersebut, maka kata shain pun digunakan tidak hanya untuk pemegang saham saja, tetapi untuk siapapun yang bekerja di perusahaan tersebut. Secara sederhana shain diartikan “pegawai (kantoran/perusahaan)” atau “karyawan (perusahaan/kantoran)”. 

Sebagai tambahan, kata shain umumnya termasuk kepada mereka yang bekerja secara tetap maupun tidak tetap, termasuk pegawai kontrak, pegawai sementara, maupun pekerja paruh waktu dengan upah per jam.

Arti dan Makna “Kaishain

Kaishain terdiri dari kata kaisha (perusahaan, kantor) dan in (anggota). Oleh karena itu, sama halnya dengan shain, kaishain adalah anggota dari sebuah perusahaan atau kantor, atau secara sederhana merujuk pada karyawan atau pegawai kantoran. Namun, saat ini penggunaan kata kaishain lebih luas karena bisa juga digunakan untuk mereka yang bekerja selain di kantor, termasuk mereka yang bekerja di pabrik.

Kaishain secara umum merupakan kata yang menggambarkan seseorang yang bekerja untuk sebuah perusahaan atau kantor. Istilah ini digunakan oleh orang-orang yang bekerja untuk sebuah perusahaan dan dibayar rutin secara bulanan atau mingguan. Kaishain tidak bisa digunakan untuk pegawai negeri atau wiraswasta. Pada dasarnya, kata ini mengacu pada karyawan tetap atau penuh waktu perusahaan dan tidak termasuk pegawai kontrak, pegawai sementara, maupun pekerja paruh waktu dengan upah per jam.

Selain itu, kata kaishain lebih mendeskripsikan “status pekerjaan” seseorang. Oleh karena itu, kata kaishain secara umum digunakan ketika memperkenal diri dan menyebutkan pekerjaan seseorang.

Sebagai contoh, perhatikan kembali contoh kalimat di atas. Pada kalimat di atas, kata shain tidak bisa digantikan oleh kaishain. Perbedaannya adalah kaishain mewakili sebuah profesi, sedangkan shain mewakili afiliasi (keanggotaan). Oleh karena itu, ketika kita akan menyebutkan nama perusahaan tempat kita bekerja, kata shain lah yang digunakan. Sedangkan, kaishain digunakan untuk mengungkapkan profesi kita sebagai “karyawan” secara umum.

Istilah Bahasa Jepang Lain untuk “Karyawan”

Selain shain dan kaishain, ada beberapa istilah lain yang bisa digunakan untuk menunjukkan “karyawan” atau “pegawai”. Di antaranya adalah sebagai berikut :

Juugyouin

Juugyouin dideskripsikan sebagai “seseorang yang dipekerjakan dan melakukan pekerjaan”. Istilah ini mengacu pada semua orang yang dipekerjakan oleh perusahaan dan bekerja untuk mendapatkan gaji. Juugyouin mencakup tidak hanya karyawan tetap tetapi juga karyawan kontrak, pekerja paruh waktu, pekerja sementara, dan sebagainya.

Shokuin

Secara harfiah shokuin diartikan “staf” atau “pegawai”. Umumnya digunakan untuk mereka yang bekerja di kantor pemerintahan, lembaga pendidikan seperti sekolah, organisasi, dan sebagainya. Istilah shokuin juga mewakili orang yang bekerja untuk perusahaan administratif, lembaga masyarakat atau organisasi keagamaan.

Sarariiman

Istilah ini adalah bahasa Inggris yang dibuat oleh orang Jepang. Terdiri dari dua kata bahasa Inggris salary (gaji) dan man (orang), yang secara harfiah bisa diartikan “seseorang yang menerima gaji”. Pada umumnya istilah ini digunakan untuk seseorang yang bekerja secara terus menerus dan teratur pada suatu perusahaan atau organisasi dan menerima gaji. Sarariiman saat ini identik dengan karyawan kantoran. Istilah ini pertama kali digunakan pada zaman Meiji yang umumnya merujuk pada pegawai pemerintah, karyawan perusahaan, pegawai bank, dan sebagainya. Namun, meskipun pejabat senior dan karyawan senior adalah pekerja yang digaji, mereka tidak termasuk dalam sarariiman.

Informasi Tambahan

Berikut beberapa istilah bahasa Jepang yang berhubungan dengan “karyawan” dan “pegawai”

KanjiCara BacaArti
正社員sei-shainkaryawan tetap
契約社員keiyaku shainkaryawan kontrak
アルバイト・パートarubaito / paatopekerja paruh waktu
派遣社員haken shainkaryawan sementara
direkrut melalui agen perekrutan pegawai sementara atau agen tenaga kerja (haken gaisha)

Contoh Kalimat

Untuk lebih memahami penggunaan istilah-istilah di atas, coba perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini.

Shain

Genzai wa shain-suu hyaku-mei wo koete imasu. 
Shin’nyuu shain no kangei-kai ga okonawareru koto ni natte iru.
Watashi no kaisha no shain wa yuushuu-na hito ga ooi desu.
Sengetsu, ni ABC-sha wa ichi-man-nin no shain wo risutora shimashita. 
Tanaka-kun wa zutto mae kara sei-shain ni naritai to omotte iru.
Genzai tsutomete iru kaisha no shain-suu wo kaite kudasai.
Kare wa yuumei-na kaisha no shain desu.
Watashi wa atarashii shain wo kenshuu suru sekinin wo otte iru.
A : Kotoshi no saiyuushuu shain ni erabaremashita! 
B : Subarashii ne! Omedetou! 

Kaishain

A : Shigoto nani shiteru no?
B : Kaishain desu.
Uchi no chichioya wa kaishain wo shite iru.
Daigaku wo sotsugyou shite, kaishain ni natta. 
Ima demo kaishain jidai no koto wo omoidasu koto ga aru. 
San-nenkan kaishain toshite tsutometa ato ni, dokuritsusuru tame ni joukyoushita.
Takahashi-san wa kigyou suru made wa kaishain deshita.
Ichi-nichijuu suwatte iru kaishain ni wa naritakunai. 
Nihon-jin kaishain wa hijou ni kinben desu.
Toukyou de wa takusan no kaishain ga asa no densha ni tsumekomarete iru. 
Kono ibento wa, kaishain ya daigakusei, shufu ya shinia sedai no kata nado habahiroi sou no katagata ni gosanka itadakimashita.

Istilah Lain

Juugyouin no mina-san ga hataraki yasui kankyou wo tsukurimasu. 
Okyaku-sama ni wa wakaranai you na ichi ni juugyouin sen’you no doa ga aru.
Sofu wa gakkou no shokuin toshite tsutomete ita keiken ga aru.
Shiyakusho wa shokuin ga oosugite mina no namae wo oboerarenai.
Kare wa tenkei-teki-na sarariiman no you ni mieru. 
Nihon wa daitoshi no kinben-na sarariiman ni yotte sasaerareru keizai taisei to natte iru.

Kesimpulan

Itulah penjelasan kata shain dan kaishain yang dalam bahasa Indonesia diartikan “karyawan” atau “pegawai”. Namun, perlu kalian ingat bahwa penggunaan kedua istilah ini sedikit berbeda. Apabila kaishain mewakili sebuah profesi, shain mewakili afiliasi (keanggotaan). Selain itu, ada juga istilah lainnya seperti juugyouin, shokuin, atau sarariiman. Pahamilah setiap maknanya dan gunakanlah setiap istilah dengan benar.

Semoga penjelasan istilah-istilah bahasa Jepang di atas mudah dimengerti, dipahami, dan bermanfaat bagi teman-teman yang sedang belajar bahasa Jepang. Jangan lupa simak terus informasi bahasa Jepang dan berita seputar Jepang di website maupun media sosial Kepo Jepang.

Untuk mengingat kembali penjelasan di atas, coba perhatikan beberapa hal di bawah ini.

  • Q) Apa bahasa Jepangnya “karyawan”?
  • Q) Apa artinya 社員 (shain)?
  • Q) Apa artinya 会社員 (kaishain)?
  • Q) Apa bedanya 社員 (shain) dan 会社員 (kaishain)?

Untuk melihat pertanyaan lainnya seputar bahasa Jepang dan info-info menarik tentang Jepang, langsung saja baca di halaman ini ya.