Simak salah satu partikel bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!

Pada artikel sebelumnya, kita telah belajar mengenai partikel “wa” yang dalam bahasa Jepang ditulis dengan huruf hiragana “ha” yang berfungsi sebagai penanda subjek. Perhatikan kembali fungsi dari Partikel “wa” (Penanda Subjek) sebagai penanda subjek.

Kali ini mari belajar tentang partikel “wa” yang dalam bahasa Jepang ditulis dengan huruf hiragana “wa”, yang umumnya digunakan di akhir kalimat.

Bagaimana penggunaan partikel “wa”?

Partikel “wa” umumnya digunakan di akhir kalimat untuk menunjukkan penekanan kalimat. Ungkapan dengan partikel ini memiliki arti yang bernuansa seperti “menurut saya…ya”.  

Partikel “wa” lebih banyak diungkapkan oleh penutur perempuan. Namun, sebagai suatu dialek, terutama di daerah barat Jepang (dialek Kansai), penutur laki-laki juga banyak menggunakan partikel ini. Biasanya perempuan mengungkapkan partikel “wa” dengan nada naik, dan penutur laki-laki mengungkapkannya dengan nada turun.

Bentuk kalimat

Pada dasarnya partikel “wa” diletakkan di akhir kalimat.

  • Kata kerja (bentuk kasual) + partikel “wa” 
  • Kata sifat i + partikel “wa”
  • Kata sifat na (“na” hilang menjadi “da”) + partikel “wa”
  • Kata benda + kata “da” + partikel “wa”
  • *Kata kerja/sifat/benda bentuk sopan (masu/desu) + partikel “wa”

*perlu diperhatikan bahwa pola kalimat “wa” yang mengikuti kalimat masu/desu cukup jarang ditemui, karena pada dasarnya penggunaan partikel “wa” lebih sering dengan bentuk kasual.

Fungsi partikel “wa”

1.Mengungkapkan kesan/rasa terkejut terhadap suatu hal

Partikel “wa” digunakan untuk penekanan saat menyatakan kesan atau rasa terkejut terhadap sesuatu, yang langsung dipikirkan oleh penutur. Dalam bahasa Indonesia, partikel “wa” bisa diartikan dengan kata “ya”.

2.Menunjukkan penekanan terhadap suatu pendapat/keputusan

Dalam hal ini, partikel “wa” menunjukkan penekanan kalimat yang berupa suatu pendapat, keputusan, atau pemikiran dari pembicara. Fungsi partikel “wa” ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia juga paling dekat dengan makna kata “ya” atau “lah” yang diungkapkan dengan tegas.

Contoh kalimat

1.Mengungkapkan kesan/rasa terkejut terhadap suatu hal

Kono kafe, meccha suteki da wa.
Bari no umi wa totemo kirei da wa.
Kono kikai, chotto okashii wa.
E? Koko wa hontou ni yasui wa.
Kore, naka-naka omoshiroi shoujou manga da wa.
Sore wa zannen da wa.

2.Menunjukkan penekanan terhadap suatu pendapat/keputusan

Sore wa chigau wa.
Arigatou. Tasukaru wa.
Watashi ga yattoku wa.
Ore, sonna koto shiran wa.
Ano basho ni mou nidoto ikanai wa.
Ano koto, mou wasurete shimatta wa.
Samui toki ni nabe wo taberu no ga ichiban shiawase da wa.
Aruite kaeru wa.
Ano ko ni kiite miru wa.
Hitori de ryokou ni iku no ga iya da wa.

Informasi tambahan

Selain berfungsi sebagai partikel, “wa” bisa digunakan sebagai kata untuk menyampaikan rasa terkejut, seperti kata “wah” dalam bahasa Indonesia. Misalnya:

Wa, meccha ii ne! 
Wa, sugoi desu ne! 
Wa, maji ka? 
Wa, suteki! 

Kesimpulan

Bagaimana teman-teman? Apa sudah bisa memahami fungsi dari partikel ini?

Partikel “wa” digunakan untuk menunjukkan kesan atau rasa terkejut terhadap suatu hal dan untuk penekanan kalimat berupa pendapat atau keputusan pembicara. Dalam bahasa Indonesia partikel ini bisa diartikan dengan kata “ya” atau “lah”. Ungkapan dengan partikel “wa” cenderung lebih sering digunakan oleh penutur perempuan.

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat ya! Jangan lupa untuk ikuti terus informasi dari Kepo Jepang!