Watashi wa gakusei desu.

Pasti kalian tahu bahwa kata watashi adalah kata ganti orang pertama tunggal dalam bahasa Jepang. Namun, pernahkan kalian mendengar istilah seperti atashi, ore, atau boku? Istilah-istilah ini pun merupakan kata ganti orang pertama.

Melalui artikel ini, Kepo Jepang akan membahas kata-kata dalam bahasa Jepang yang berarti “saya”. Selain itu, akan diberikan juga contoh-contoh kalimat untuk mempermudah memahami perbedaan penggunaan masing-masing kata.

Untuk lebih lengkapnya, mari kita simak penjelasan di bawah ini.

Penjelasan “Watashi

Watashi adalah kata ganti orang pertama tunggal yang paling umum digunakan dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Indonesia berarti “saya” atau “aku”. Jadi, kalimat di atas bisa diartikan “saya adalah pelajar”.

Watashi adalah istilah yang bersifat netral karena bisa digunakan baik oleh pria maupun wanita, dan bisa digunakan dalam keadaan formal maupun non-formal.

Ada hal yang menarik dari kata watashi, walaupun secara umum bisa digunakan oleh siapapun, dalam percakapan yang bernuansa kasual watashi memiliki kesan yang lebih feminim. Sedangkan dalam nuansa formal dan resmi, watashi cenderung berkesan netral. Oleh karena itu, watashi banyak digunakan dalam situasi formal seperti dunia bisnis dan kerja.

10 Istilah Lain yang Bisa Digunakan untuk Mengatakan “Saya” dalam Bahasa Jepang

Beberapa ahli bahasa mengatakan, jika melihat perbedaan dialek dan daerah yang ada di Jepang, bisa dikatakan Jepang adalah negara dengan istilah “saya” yang paling banyak. 

Kata ganti orang dalam bahasa Jepang menyampaikan berbagai subteks, termasuk tingkat formalitas, identitas gender, hierarki sosial, nuansa, situasi dan jarak psikologis. Berikut 10 istilah “saya” selain watashi yang mungkin akan cukup sering kalian dengar dalam percakapan bahasa Jepang atau kalian baca dalam teks-teks berbahasa Jepang. Tentu saja, di luar 10 istilah di bawah ini masih ada istilah lainnya yang juga berarti “saya”.

Watakushi

Watakushi adalah kata asli dari watashi. Kata yang termasuk ke dalam bahasa lama ini bernuansa sangat formal. Memiliki kesan yang kaku sehingga jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sama halnya dengan watashi, watakushi bisa digunakan oleh pria maupun wanita.

Boku

Digunakan oleh pria dari segala usia, sangat sering digunakan oleh anak laki-laki. Dianggap sebagai bentuk penyebutan “saya” yang rendah hati, tetapi bisa juga bernuansa ingin menunjukkan “jiwa muda” jika digunakan oleh pria yang lebih tua. Umumnya digunakan dalam percakapan kasual antar teman, tetapi saat ini, boku cenderung digunakan dalam nuansa formal maupun non-formal.

Ore

Bahasa Jepang lainnya untuk “saya” yang umum digunakan oleh pria. Mengandung kesan lebih “jantan” dibandingkan boku, tetapi kurang lembut dan lebih bernuansa kasar. Selain itu, ada makna penekanan akan superioritas diri sendiri terhadap lawan bicara. Namun, di antara teman dekat atau keluarga, penggunaannya menyampaikan keakraban daripada “maskulinitas” atau superioritas. Umumnya digunakan oleh anak muda sampai paruh baya.

Atashi

Kata ganti yang bernuansa lebih feminim dari watashi. Umumnya hanya digunakan dalam percakapan sebagai bahasa lisan dan tidak digunakan sebagai bahasa tulisan. Ada nuansa keakraban sehingga hanya digunakan dalam situasi kasual atau non-formal. Istilah yang lebih non-formal (bahasa slangnya) adalah atai.

Washi

Singkatan dari watakushi, umumnya digunakan di wilayah barat Jepang. Mengandung nuansa kuno, kasar, berkesan adanya jarak sosial yang jauh, dan umumnya digunakan oleh pria-pria tua. Biasa digunakan sebagai kata ganti orang pertama tunggal dalam novel-novel yang berlatar kuno.

Atakushi

Gaya bahasa feminim dari watakushi. Bernuansa kuno, banyak digunakan oleh wanita tua, agak mengandung nuansa sombong dan angkuh. Namun, sangat jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Uchi

Secara harfiah uchi memiliki makna “milik saya”. Uchi umumnya digunakan dalam dialek wilayah barat Jepang, terutama daerah Kansai. Namun, saat ini uchi sudah digunakan secara luas. Bisa digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki.

Jibun

Secara harfiah berarti “diri sendiri”. Ada kesan jarak yang jauh ketika mengatakan “saya” dengan jibun. Namun, di sebagian besar suasana formal, jibun menunjukkan kerendahan hati dan rasa hormat kepada orang yang kita ajak bicara. Jibun juga digunakan sebagai kata ganti orang pertama dalam sistem hierarkis seperti tim olahraga dan militer. Ditambah, selain digunakan sebagai kata ganti orang pertama bisa juga digunakan sebagai kata ganti orang kedua. 

Ware

Merupakan bahasa Jepang lama. Digunakan dalam penulisan gaya sastra. Juga digunakan sebagai kata ganti orang kedua yang kasar dalam dialek wilayah barat.

Waga

Secara harfiah berarti “milik saya” atau “milik kita”. Umumnya digunakan baik oleh pria maupun wanita dalam nuansa formal seperti pidato.

Contoh Kalimat

Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan istilah-istilah di atas.

Watashi

Watashi wa Sakura to moushimasu.
Kore wa watashi no kaban desu.
Watashi wa mai-nichi ku-ji kara go-ji made hatarakimasu.
Watashi wa ringo ga suki desu.
Watashi wa gakkou kara shougakukin wo moraimashita.
Sakura-san ga watashi ni nihon-go wo oshiete kuremashita.
Watashi no shumi wa nihon ryouri wo tsukuru koto desu.
Watashi wa oyogu koto ga dekimasen.
Watashi wa okyaku-sama ni kaisha no panfuretto wo sashiagemashita.
Watashi wa inu ni esa wo yarimashita.
Onimotsu wa watashi ga omochi itashimasu.
Watashi wa imouto ni tokei wo kowasaremashita.

Istilah Lainnya

Watakushi no sei de gomeiwaku wo okakeshi, moushiwake gozaimasen deshita. 
Boku no shumi wa sakkaa desu.
Boku no namae wa Takashi desu.
Ore no purin kutta no dare da yo?
Ore no shitsumon ni kotaete hoshii nda.
Atashi, ano aidoru ga daisuki!
Washi no megane wa doko ni itta nda?
Uchi no haha wa nihongo no sensei desu.
Saikin, uchi no niwatori wa tamago wo umanaku natta.
Tasukete yaritai to omotta ga, jibun de wa dou shiyou mo nakatta. 

Kesimpulan

Itulah penjelasan beberapa istilah bahasa Jepang untuk “saya”. Pahami setiap kata dan gunakanlah sesuai dengan situasi, kondisi, dan konteks yang ingin kalian sampaikan. Jangan sampai sembarangan menggunakannya, karena masing-masing istilah mengandung makna dan nuansa yang berbeda.

Semoga penjelasan bahasa Jepang di atas bisa dengan mudah kalian pahami dan mengerti. Jangan lupa ikuti terus informasi seputar bahasa Jepang dan hal-hal berbau Jepang lainnya di blog dan semua media sosial Kepo Jepang ya.

Untuk mengingat kembali penjelasan di atas, coba perhatikan beberapa hal di bawah ini.

  • Q) Apa bahasa Jepangnya “saya”?
  • Q) Apa artinya “watashi”?
  • Q) Apa bedanya “boku” dan “ore”?
  • Q) Apa bedanya “watashi” dan “atashi”?

Untuk melihat pertanyaan lain seputar bahasa Jepang dan informasi-informasi tentang Jepang, langsung baca di halaman ini ya.