A) Pola kalimat ~げ (~ge) yang termasuk ke dalam JLPT N2 ini digunakan untuk menyatakan dugaan atau kemungkinan. Maknanya hampir sama dengan tata bahasa JLPT N4 “~sou na/~sou ni/~sou da. Penggunaannya : (1) Kata sifat golongan 1 => い dihilangkan + げ. Contoh : 彼女はうれしげだ。/ Kanojo wa ureshige da. / Di terlihat/tampaknya senang. (2) Kata sifat golongan 2 =>
な dihilangkan + げ. Contoh : そのニュースを聞いて、彼は不安げな顔をした。/ Sono nyuusu wo kiite, kanojo wa fuange na kao wo shita. / Ketika dia (perempuan) mendengar berita itu, dia tampak gelisah. (3) Kata kerja => Bentuk “masu” (masu dihilangkan) + げ. Contoh : 自信ありげだね。/ Jishin arige da ne. / Kamu keliatan/tampak percaya diri ya. (4) Kata benda + げ. Contoh : 上司に大人気ない態度をとってしまった。/ Joushi ni otonagenai taido wo totte shimatta. / Saya mengambil sikap yang tampak tidak dewasa terhadap bos saya. Jadi, pada dasarnya pola kalimat “げ” digunakan untuk menyatakan suatu dugaan atau pendapat dari hal yang kita lihat, sehingga pola ini dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : terlihat / tampaknya / sepertinya. Namun, perlu diingat bahwa pada dasarnya pola kalimat “ge” ini sebagian besar digunakan dengan kata kerja golongan 1 (i-keiyoushi). Penggunaanya dengan kata sifat 2 (na-keiyoushi), kata kerja dan kata benda hanyalah untuk pengecualian tertentu dan cukup terbatas. Selain itu, pola kalimat “ge” ini secara umum digunakan untuk menunjukkan “keadaan” dan “emosi”, seperti “tanoshii”, “yasashii”, “yawawakai”, dan sebagainya, dan tidak digunakan untuk menunjukkan perubahan atau gerakan. Oleh karena itu, pola kalimat ini tidak terlalu sering digunakan dengan kata sifat golongan 2 dan kata kerja. Contoh pada kata sifat 2 (fuan) dan kata benda (otona) di atas adalah kosakata yang umum digunakan dengan pola kalimat “ge”. Semoga penjelasannya bisa membantu menjawab pertanyaan di atas.