Bagaimana cara penggunaan である ?

A) Meski sulit diartikan secara langsung, pola “de aru” maknanya dekat dengan kata “adalah”, “merupakan”, atau “yang merupakan”. Penggunaan pola “de aru” adalah (1) sebagai akhiran kalimat pengganti “desu” atau “da” untuk membuat kalimat lebih kaku dan formal dalam bahasa tulisan, biasanya ditulis pada buku, penelitian, perjanjian, dan sebagainya. Misalnya, “kore wa juuyou na kadai de aru”, yang berarti “ini adalah isu yang penting”, “kono mondai wo kaiketsu suru koto ga hitsuyou fukaketsu de aru” yang berarti “menyelesaikan masalah ini merupakan hal yang penting”, dan lain-lain. Selain itu juga (2) sebagai penghubung dua kata benda yang berkaitan, yang berfungsi untuk menjelaskan sesuatu. Polanya adalah “A de aru B” yang berarti “B yang merupakan A”. Misalnya, “kare no sensei de aru watashi wa kare ni hokori wo motte imasu” yang berarti “saya yang merupakan guru dia (laki-laki) bangga dengan dia”, “tantousha de aru Yamada-san ni gorenraku kudasai” yang berarti “silakan hubungi Yamada yang merupakan penanggung jawab”, dan lain-lain. Pola ini bisa juga diubah (3) sebagai penghubung dua kalimat sejajar, dengan pola “A wa B de ari, C wa D de aru” yang berarti “A adalah B, dan C adalah D”. Misalnya “ani wa kaishain de ari, ane wa koumuin de aru” yang berarti “kakak laki-laki adalah pegawai swasta, dan kakak perempuan adalah pegawai negeri”, dan masih banyak lagi.

A) Selain berarti “bisa”, kata “dekiru” digunakan juga untuk menyatakan hal yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Selengkapnya silahkan lihat halaman ini ya.

A) Pola kalimat “de(mo) ii” dan “ga ii” biasanya diawali oleh kata benda. Pola kalimat ini digunakan ketika kita hendak mengekspresikan apa yang kita inginkan atau kita pilih. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca di halaman ini ya.

A) Kata “nante” memiliki beberapa fungsi, sehingga cukup sulit untuk mengartikannya secara langsung karena akan tergantung pada konteks kalimatnya. Selengkapnya silahkan lihat halaman ini ya.