Simak salah satu tata bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!

“Sore wa shigoto ga owatta ato de kangaemasu”

Apa kalian tahu arti kalimat di atas? Kalimat itu berarti “Itu akan saya pikirkan setelah pekerjaan selesai”.

Dalam percakapan sehari-hari, kita akan menemui situasi ketika ingin mengungkapkan kalimat yang menyatakan kata “setelah”. Sebelumnya, kita telah belajar menggunakan pola tata bahasa “te kara” yang juga memiliki arti yang sama. Selanjutnya, kali ini mari belajar mengenai tata bahasa “ato de”. Jangan lupa tonton juga video penjelasannya ya!

Fungsi “ato de”

Setelah lulus, saya akan mencari kerja

Pola kalimat

  • kata kerja bentuk “ta” + “ato de” / “ato”
  • kata benda + partikel “no” + “ato de” / “ato”

Penggunaan “ato de”

Pola “ato de” dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyatakan kata “setelah”. Pola ini dapat digunakan setelah kata kerja lampau (bentuk “ta”) maupun kata benda (ditambah partikel “no”). Kita juga bisa mengungkapkannya hanya dengan kata “ato”. Berbeda dengan pola “te kara” yang cenderung digunakan sebagai bahasa percakapan, pola “ato de” terkesan lebih formal. Penjelasan mengenai perbedaan “te kara” dan “ato de” bisa dilihat di bagian bawah artikel ini ya!

Contoh perubahan kata kerja menjadi bentuk “ta”

a.Kelompok 1 (berakhiran u, ku, su, tsu, nu, bu, mu, gu, ru)

  • u menjadi tta : harau (membayar) = haratta
  • ku* menjadi ita : hataraku (bekerja) = hataraita
  • su menjadi shita : dasu (mengeluarkan, mengumpulkan) = dashita
  • tsu menjadi tta : katsu (menang) = katta
  • nu menjadi nda : shinu (mati) = shinda
  • bu menjadi nda : yobu (memanggil) = yonda
  • mu menjadi nda : yomu (membaca) = yonda
  • gu menjadi ida : oyogu (berenang) = oyoida
  • ru menjadi tta : kiru (memotong) = kitta

*pengecualian untuk kata iku (pergi)= itta (meski berakhiran ku, khusus kata ini, akan berubah menjadi itta)

b.Kelompok 2 (berakhiran eru dan iru)

  • eru menjadi eta: miseru (memperlihatkan) = miseta
  • iru menjadi ita : miru (melihat) = mita

c.Kelompok tidak beraturan (berakhiran suru dan kata kuru)

  • suru menjadi shita : soudan suru (berkonsultasi) = soudan shita
  • kuru (datang) = kita

Contoh kalimat

Untuk bisa lebih mudah memahami pola ”ato de”, mari lihat contoh kalimat berikut ini.

Shigoto no ato de, nomi ni ikimasenka?
Senshuu no mensetsu wo uketa ato, jiko PR no koto wo kangaenaoshita.
Basu wo orita ato de, wasuremono ni kidzukimashita.
Kaisha wo yameta ato de, kigyou shimashita.
Ronbun wo teishutsu shita ato de, ronbun ni goji ga aru koto ni kidzukimashita.
Kyou no kaigi ga owatta ato demo, ashita demo kamawanai node, kore wo yatte kudasai ne.
Juujikan arubaito wo shita ato, hidoi tsukare wo kanjimashita.
Onrain shisutemu de shinsei shita ato de, hitsuyou na shorui wo junbi shite kudasai.

Contoh soal

Pola ini tergolong dalam tata bahasa JLPT N4. Untuk itu, coba perhatikan juga contoh soal JLPT N4 yang menggunakan pola ini, seperti pada contoh berikut ini.

Soal 1 : じゅぎょう___________で、カフェにいきましょう。
  1. がおわりあと
  2. がおわるあと
  3. のあと
  4. あと
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 2 : でんしゃに___________あとで、さいふをわれたことにきづきました。
  1. のる
  2. のり
  3. のった
  4. のって
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 3 : おさけを___________あとで、2じかんくらいねてしまいました。
  1. たべた
  2. のんだ
  3. すった
  4. あらった
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 4 : しゅくだいを___________あとで、ともだちとあそびにいきます。
  1. する
  2. したの
  3. した
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 5 : りゅうがくが___________あとで、しゅうしょくかつどうのことをかんがえます。
  1. おわった
  2. おわた
  3. おえた
  4. おえった
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 6 : しょくじ___________、ゆっくりはなしましょう。
  1. あとで
  2. のあとで
  3. たあとで
  4. してあとで
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 7 : 大学を___________あとで、いろいろな国にいってみたいです。
  1. いった
  2. はいった
  3. そつぎょうした
  4. にゅうがくした
klik di sini untuk melihat jawabannya

Soal 8 : このたかいくつを___________あと、ちょっとこうかいしてしまいましょた。
  1. かう
  2. かい
  3. かって
  4. かった
klik di sini untuk melihat jawabannya

Informasi tambahan

Bagaimana perbedaan “te kara” dan “ato de”?

Pada dasarnya, kedua pola ini diartikan “setelah”, sehingga bisa dikatakan sama-sama menunjukkan dua urutan kegiatan yang dilakukan. Namun, ada sedikit perbedaan, yaitu sebagai berikut.

A + “te kara” + B
Pertama-tama melakukan A terlebih dahulu, baru setelah itu langsung melakukan B. Pola “te kara” lebih merujuk kepada urutan kegiatan yang langsung dilakukan/terjadi tanpa ada jeda waktu yang lama.

A + “ato de” + B
A akan dilakukan terlebih dahulu, setelah itu pasti melakukan B, tetapi tidak tahu dengan jelas kapan tepatnya B mulai dilakukan. Pola “ato de” merujuk pada urutan kegiatan yang tidak selalu akan langsung dilakukan, dalam arti pasti akan dilakukan setelah jeda waktu tertentu.

Misalnya kalimat yang berarti “Tolong makan setelah mencuci tangan ya!” berikut ini :

  • Te wo aratte kara tabete ne! (ungkapan natural)
  • Te wo aratta ato de tabete ne! (ungkapan ini terkesan kurang natural dibandingkan ungkapan dengan “te kara”.)

Namun, kedua contoh kalimat yang berarti “Setelah lulus universitas, ingin melakukan apa?” ini bisa digunakan :

  • Daigaku wo sotsugyou shite kara, nani wo shitai desuka? (tepatnya setelah lulus, langsung ingin melakukan apa?)
  • Daigaku wo sotsugyou shita ato, nani wo shitai desuka? (setelah lulus, nantinya/rencana kedepannya ingin melakukan apa?)

Contoh lain yang berarti “Setelah pekerjaan ini selesai, saya akan melakukan itu” ini juga bisa :

  • Kono shigoto ga owatte kara, sore wo yarimasu. (setelah pekerjaan ini selesai, hal yang dilakukan berikutnya adalah langsung melakukan itu)
  • Kono shigoto ga owatta ato de, sore wo yarimasu. (hal yang terpenting menyelesaikan pekerjaan ini dulu, kemudian nantinya melakukan itu, tetapi tidak tahu kapan tepatnya akan mulai melakukan itu)

Kemudian, sesuai dengan bentuk kalimatnya, pola “te kara” harus mengikuti kata kerja, sedangkan pola “ato de” bisa mengikuti kata kerja maupun kata benda, sehingga pola yang bisa digunakan hanya seperti contoh yang berarti “Setelah pelajaran selesai, mari bertemu” di bawah ini :

  • Jugyou no ato, mata aimashou.
  • Jugyou ga owatta ato, mata aimashou.
  • Jugyou ga owatte kara, mata aimashou.

Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pola ”te kara” tidak bisa berdiri sendiri, dalam artian harus ada kosakata berupa kata kerja sebelum dan sesudah pola “te kara”, sedangkan pola “ato de” dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata yang dalam bahasa Indonesia berarti “nanti”. Misalnya :

  • Sore wa ato de kangaeru! (Itu akan aku pikirkan nanti!)
  • Mata ato de! (Sampai nanti!)
  • Ato de hanasou! (Mari kita bicarakan nanti!)

Kesimpulan

Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami fungsi dari tata bahasa “ato de”?

Pola “ato de” merupakan ungkapan menyatakan kata “setelah”, yang digunakan untuk menyampaikan urutan kegiatan, di mana satu kegiatan akan dilakukan setelah kegiatan lainnya, dengan jeda waktu yang singkat maupun yang lama antara dua kegiatan tersebut. Pola ini bisa disampaikan dengan kata kerja bentuk lampau atau kata benda.

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang ya! Jangan lupa untuk ikuti terus berbagai informasi seputar Jepang dari Kepo Jepang!

Sambil mengingat materi kali ini, coba lihat kembali pertanyaan terkait tata bahasa “ato de” di bawah ini!

  • Q)Apa fungsi tata bahasa “ato de”?
  • Q)Bagaimana menggunakan pola “ato de”?
  • Q)Bisa berikan contoh kalimat dengan pola “ato de”?
  • Q)Apa saja arti dari kata “ato de”?


Kembali ke halaman daftar Materi Tata Bahasa N
4

Kali ini kita sudah belajar pola “ato de”. Bagaimana menurut kalian? Semoga mudah dipahami ya. Karena masih ada tata bahasa lainnya yang perlu diperlajari, coba cek informasi lainnya di sini yuk!