Simak salah satu tata bahasa Jepang yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari bahasa Jepang yuk!

“Kanojo no kuni ni wa fuyu ga nai node, ima nihon de samugatte iru.”

Apakah kalian tahu arti kalimat di atas? Kalimat itu berarti “Karena di negara dia (perempuan) tidak ada musim dingin. Sekarang dia kelihatannya kedinginan.”

Dalam percakapan sehari-hari, kita akan menemui situasi ketika menyatakan perasaan orang lain. Untuk itu, kali ini mari belajar mengenai tata bahasa “garu”.

Fungsi “garu”

Pola kalimat

• Kata sifat i (tanpa i) + “garu”
嬉しがる
• Kata sifat na + “garu”
嫌がる

Bentuk negatifnya menjadi “garanai”.

Penggunaan “garu”

Pada tata bahasa JLPT N4 terdapat pola “tagaru” dan “hoshigaru” yang digunakan untuk menyatakan keinginan pihak ketiga. Pada tata bahasa N3, pola “garu” ini digabung dengan kata sifat yang fungsinya mengubah kata sifat tersebut menjadi kata kerja yang menggambarkan kondisi perasaan seseorang atau sensasi yang tampak pada seseroang.

Karena pembicara tidak benar-benar tahu yang dirasakan oleh orang lain, jadi pola ini merupakan asumsi pembicara karena orang ketiga tersebut memperlihatkan perilaku atau sikap seperti demikian. Sehingga pola kalimat ini bisa saja diterjemahkan menjadi “kelihatannya”, “tampaknya”, dan lain-lain.

Sama seperti “tagaru” dan “hoshigaru”, pola kalimat “garu” hanya bisa digunakan untuk orang ketiga dan tidak bisa digunakan untuk menggambarkan apa yang dirasakan oleh pembicara.

Contoh:
Watashi wa shiken ni fugoukaku datta node, kuyashigatte ita. (×)
Kare wa shiken ni fugoukaku datta node, kuyashigatte ita. (〇)
Dia merasa kesal karena tidak lulus ujian.

Hal yang perlu diperhatikan

a. Tidak semua kata sifat dapat digabung dengan pola “garu”.
Pola kalimat “garu” umumnya digabung dengan kata sifat yang menunjukkan perasaan. Akan tetapi beberapa kata seperti “atsui”, “samui” dan lain-lain bisa digunakan.
Kata seperti “tsuyogaru” dan “eraigaru” menandakan sikap “sok” atau “berpura-pura”.

Contoh:
Kanojo wa motokare no mae de tsuyogatte iru.
Dia (perempuan) berpura-pura kuat di depan mantan pacarnya.

b. Partikel yang digunakan bukan “wo” tapi “ga”.
c. Bentuk “garu” bisa menjadi “gatte iru”, “gatte ita” atau “garanai”

Contoh:
Yui-san wa inu wo kowagaru.
Yui-san takut anjing. (Memang takut anjing, tidak terikat waktu atau keadaan.)

Yui-san wa inu wo kowagaranai.
Yui-san tidak takut anjing. (Memang tidak takut anjing, tidak terikat waktu atau keadaan.)

Yui-san wa ano hoete iru inu wo kowagatte iru.
Yui-san sedang merasa ketakutan pada anjing yang sedang menggonggong itu. (Sedang merasakan ketakutan saat ini.)

Yui-san wa kodomo no toki inu wo kowagatte ita.
Yui-san waktu anak-anak takut anjing (Terjadi di masa lalu/ lampau.)

Pengecualian

Pada penjelasan di atas, dikatakan bahwa pola “garu” hanya bisa digunakan untuk orang ketiga. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu pola “garu” ini bisa digunakan juga untuk pembicara (orang ke-1). Yaitu:

  1. Saat menyatakan tentang diri sendiri secara objektif.
  2. Saat menceritakan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri sendiri.

Contoh:
Kodomo no toki, benkyou wo iyagatte ita.
Aku tidak suka belajar saat anak-anak.
(Pembicara secara objektif menceritakan dirinya sendiri saat masih anak-anak)

Watashi ga sabishigatte iru toki, Yui-san wa itsumo denwa shite kureta.
Saat (Yui-pikir) aku sedang kesepian, Yui-san selalu menelepon.
(Pembicara menceritakan ulang apa yang dipikirkan oleh Yui-san. Di posisi Yui-san, “aku” menjadi orang ketiga, jadi menggunakan pola “garu”.)

Contoh kalimat

Untuk bisa lebih mudah memahami pola “garu”, mari perhatikan contoh kalimat berikut.

Kanojo wa kaigai seikatsu ga hajimete nanode, sabishigatte iru.
Haha wa imouto ga kekkon suru node, ureshigatte iru.
Yukiko san wa neko wo kawaigatte ite, juppiki mo katte iru.
Shiai ga shuuryou suru made ato gofun shika nai naka, tekigawa ga gooru wo kimeta tame, kare wa kuyashigatte iru.
Haruka san wa musume ga nyuuin shite ita toki, itsumo fuangatte imashita.
Kanojo wa densha no naka de, jibun to onaji fuku wo kite iru onna no hito wo mite, hazukashigatte imasu.
Takashi-kun wa obake wo kowagaru node, obakeyashiki ni hairu no wo iyagatte iru.
Kare ga okane ni komatte ita toki, watashi wa okane wo kashite ageta node, kare wa arigatagatte ita.
Kare wa Andi san no tejina wo mite, sugoku fushigigatte iru.
Kanojo wa, kurushigatte iru byouki no neko wo mite iru.
Maya san wa hitori de gaikoku e ikeru hito wo urayamashigatte imasu.
Ano otoko wa kaidan de koronde itagatte iru.
Otousan ni shinareta bakari nanode, Yumi-san wa mada kanashigatte iru.
Kare wa uta ga heta nanode, karaoke wo tanoshigaranai.
Yamada san wa konban no zangyou wo iyagatte iru.

Contoh soal

Pola “garu” tergolong dalam tata bahasa JLPT N3. Untuk itu, coba perhatikan juga contoh soal yang menggunakan pola ini, seperti pada contoh berikut ini.

Soal 1 : 彼女は宿題を____がって、いつも後輩にさせた。
  1. 面倒くさ
  2. 面倒くさい
  3. 面倒くさくて
  4. 面倒くさく
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 2 : 夫は私の化粧を見て、____がりながら、私には合わないと言った。
  1. おかしく
  2. おかしで
  3. おかしい
  4. おかし
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 3 : あの歌手のコンサートは中止になったので、ファンが____がっている。
  1. 残念な
  2. 残念に
  3. 残念
  4. 残念で
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 4 : 彼女は子供の泣き声を____人です。
  1. うるさくながる
  2. うるさがらない
  3. うるさくないがる
  4. うるさくってがらない
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 5 : 友達は故郷を____がっているので、期末試験が終わったらすぐ帰ります。
  1. 懐かしい
  2. 懐かしく
  3. 懐かし
  4. 懐かしくて
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 6 : 元彼を____がっていても、連絡しない方がいい。
  1. 恋し
  2. 恋しい
  3. 恋しく
  4. 恋しくて
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 7 : 都市の子供たちは水牛を____がっている。
  1. 珍しで
  2. 珍しの
  3. 珍しな
  4. 珍し
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 8 : 母はあのソファに___ ___ _☆_ ___。
  1. から
  2. がっている
  3. かゆ
  4. 座って
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 9 : 彼女が___ ___ _☆_ ___もう売り切れてしまった。
  1. かばん
  2. 欲し
  3. がっている
klik di sini untuk melihat jawabannya
Soal 10 : みんなは___ ___ _☆_ ___。
  1. 手を
  2. 危な
  3. 出さない
  4. がっているので
klik di sini untuk melihat jawabannya

Kesimpulan

Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami fungsi dari tata bahasa “garu”?

Tata bahasa “garu”, merupakan salah satu yang termasuk ke dalam JLPT N3. Pola kalimat ini mengubah kata sifat menjadi kata kerja yang menyatakan perasaan atau sensasi yang tampak dari seseorang.

Semoga informasi kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bahasa Jepang ya! Jangan lupa untuk ikuti terus berbagai informasi seputar Jepang dari Kepo Jepang!

Selanjutnya, sambil mengingat materi hari ini, mari lihat beberapa pertanyaan di bawah ini!

  • Q) Apa arti tata bahasa “garu”?
  • Q) Apakah “garu” bisa digunakan untuk orang pertama?
  • Q) Contoh kalimat dengan “garu”?

Kembali ke halaman daftar Materi Tata Bahasa N3

Kali ini kita sudah belajar pola “garu”. Bagaimana menurut kalian? Semoga mudah dipahami ya. Karena masih ada tata bahasa lainnya yang perlu dipelajari, coba cek informasi lainnya di sini yuk!