Simak salah satu tata bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!
“Ano ko wa aisu kuriimu wo tabetagatte iru.”
Apa kalian tahu arti kalimat tersebut? Kalimat itu artinya “Anak itu sedang ingin makan es krim”.
Sebelumnya kita telah belajar pola “tai desu” yang digunakan menyatakan “ingin” untuk pihak pertama. Kali ini mari belajar mengenai tata bahasa “tagaru”, yang juga berarti “ingin” tetapi penggunaannya untuk pihak ketiga. Jangan lupa tonton juga video penjelasannya ya!
Fungsi “tagaru”
Pola kalimat
- kata kerja (bentuk masu) + “masu” hilang menjadi “tagaru”
Penggunaan “tagaru”
Tata bahasa “tagaru”, yang bentuk sopannya adalah “tagarimasu”, merupakan ungkapan bahasa Jepang yang digunakan untuk menyatakan hal yang ingin dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga pada intinya diartikan “(dia) ingin (melakukan)”. Selain bisa berupa suatu dugaan, bisa juga bermakna bahwa penutur/pihak pertama memang telah mengetahui hal yang ingin dilakukan oleh pihak ketiga, karena pihak ketiga telah mengatakan ingin melakukan suatu hal tersebut.
Perlu dipahami bahwa yang membedakan pola “tai desu” dan “tagaru” adalah “tai desu” digunakan menyatakan kata “ingin melakukan” untuk pihak pertama atau untuk lawan bicara dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan pola “tagaru” ini merujuk pada pihak ketiga.
Jika ingin mengungkapkan bentuk “sedang ingin melakukan”, maka gunakan “tagatte iru”, dan perlu diketahui bahwa dalam percakapan sehari-hari bentuk “tagatte iru” yang sering diungkapkan. Kemudian untuk bentuk negatif, gunakan “tagaranai” yang berarti “tidak ingin melakukan”. Untuk bentuk lampaunya adalah “tagatta”.
Contoh perubahan kosakatanya adalah seperti ini:
- Ikimasu (pergi) : ikitagaru (ingin pergi)
- Hanashimasu (berbicara) : hanashitagaru (ingin berbicara)
- Nomimasu (minum) : nomitagaru (ingin minum)
- Benkyou shimasu (belajar) : benkyou shitagaru (ingin belajar)
Perlu diingat kembali juga, pada artikel sebelumnya, kita telah belajar tata bahasa “ga hoshii” yang merujuk pada keinginan terhadap suatu kata benda oleh pihak pertama. Ketika menyampaikan pola “hoshii” yang merujuk pada keinginan pihak ketiga, kita bisa menggunakan pola “hoshigaru”. Untuk informasi lebih lengkap silakan lihat artikel “hoshii / hoshigaru” itu ya!
Informasi Tambahan
Seperti yang disebutkan di atas “tagaru” adalah bentuk “tai” yang ditambahkan “garu”. Dikarenakan perasaan menginginkan sesuatu bisa dirasakan secara berkelanjutan sampai batas tertentu, bentuk “tagaru” secara umum lebih banyak digunakan sebagai bentuk “tagatte iru”, yang secara harfiah berarti “ada dalam kedaan menginginkan sesuatu”. Adapun penggunaan “tagaru” saja, umumnya mengekspresikan keinginan yang cenderung terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, “tagaru” juga umumnya mengandung konotasi yang agak kritis. Sebagai contoh, perhatikan kalimat di bawah ini :
- Kare wa hokkaidou ni ikitagatte iru.
Kalimat di atas secara gamblang bisa diinterpretasikan sebagai berikut :
- Kare wa hokkaidou ni ikitai to itte iru.
Akan tetapi, dalam beberapa konteks kalimat di atas bisa mengandung makna emosi “negatif” yang hendak diekspresikan oleh pembicara, seperti :
- Padahal dia (laki-laki) tidak punya uang, tetapi berkata ingin berlibur ke Hokkaido.
- Padahal saya ingin pergi ke Okinawa, tetapi dia bersikeras ingin ke Hokkaido.
- Dia (laki-laki) terus-terusan berkata ingin pergi ke Hokkaido.
Jadi perlu kalian perhatikan bahwa penggunaan tagaru bisa mengandung makna yang emosi “negatif” dari pembicara. Oleh karena itu, gunakanlah pola kalimat ini dengan hati-hati.
Contoh kalimat
Untuk bisa lebih mudah memahami pola ”tagaru”, mari perhatikan contoh kalimat berikut ini.
- Tomodachi wa hayaku koukou wo sotsugyou shitagatte iru.
- Imouto ga kankoku ni ryuugaku shitagatte iru node, kankoku-go no hon wo katte ageta.
- Ani ga atarashii sumaho wo kaitagatte iru kara, kondo isshoni omise ni itte miru tsumori da.
- Otouto wa ojiisan ni aitagatte iru.
- Kanojo wa watashi no osanai koro no shashin wo mitagatte imasu.
- Okaasan wa shigoto de tsukarete iru kara, hayaku netagatte iru,
- Yamada-kun wa osake wo nomitagatte iru.
- Ane wa kuruma no menkyo wo toritagatte imasu.
- Kodomo wa nandemo shiritagaru ne.
- Ano ko wa gakkou e ikitagaranai.
- Kodomo tachi wa kouen de asobitagatta.
Contoh soal
Pola “tagaru” tergolong dalam tata bahasa JLPT N4 dan N3. Untuk itu, coba perhatikan juga contoh soal JLPT yang menggunakan pola ini, seperti pada contoh berikut ini.
- たくてだ
- たがりだ
- たがる
- たいです
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- よみがる
- よみたがる
- よんたがる
- よむたがる
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- したがる
- してたがる
- しったがる
- するたがる
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- みるがる
- みたいがる
- みたがる
- みてたがる
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- おかえり
- かえり
- かえりたい
- かえれ
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- やめ
- やめり
- やめる
- おやめ
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- たがない
- たがるない
- たがりない
- たがらない
- klik di sini untuk melihat jawabannya
- したがりた
- をたがった
- たがった
- したがった
- klik di sini untuk melihat jawabannya
Kesimpulan
Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami fungsi dari tata bahasa “tagaru”?
Pola “tagaru” merupakan salah satu ungkapan dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menyatakan hal yang ingin dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga diartikan “(dia) ingin (melakukan)”.
Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang ya! Jangan lupa untuk ikuti terus berbagai informasi seputar Jepang dari Kepo Jepang!
Sambil mengingat materi kali ini, coba lihat kembali pertanyaan terkait tata bahasa “tagaru” di bawah ini!
Q)Apa fungsi tata bahasa “tagaru”?
Q)Bisa berikan contoh kalimat dengan pola “tagaru”?
Q)Apa lawan dari pola “tagaru”?
Kembali ke halaman daftar Materi Tata Bahasa N4
Kali ini kita sudah belajar pola “tagaru”. Bagaimana menurut kalian? Semoga mudah dipahami ya. Karena masih ada tata bahasa lainnya yang perlu diperlajari, coba cek informasi lainnya di sini yuk!