Q) Selain berarti bisa, apa saja arti dekiru?
A) Selain berarti “bisa”, kata “dekiru” digunakan juga untuk menyatakan hal yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Oleh karena itu, kata “dekiru” yang bentuk lampaunya “dekita” dapat diartikan “sudah jadi”, “sudah dibangun”, “sudah mendapat”, dan sebagainya tergantung konteks kalimatnya. Contoh kalimatnya adalah (1) “bangohan ga dekita” artinya “makan malam sudah jadi”, (2) “ano futari wa dekite iru mitai da” artinya “mereka berdua sepertinya sudah jadian/berpacaran”, (3) “ekimae ni atarashii depaato ga dekita” artinya “departemen store sudah jadi/sudah dibangun di depan stasiun”, (4) “atarashii tomodachi ga dekimashita” artinya “saya sudah dapat teman baru”, dan lain-lain. Namun, arti “dekiru” pada kalimat (5) “shiken dekita?”, akan berarti “bisa”, sehingga arti lengkapnya adalah “apa kamu bisa menjawab ujiannya?”. Untuk kembali mempelajari penggunaan “dekiru” yang berarti “bisa”, silahkan lihat artikel “koto ga dekiru”.
Coba cek pertanyaan-pertanyaan lain!
Q) Bagaimana rumus menyusun dan mengartikan bahasa jepang?
A) Sama halnya dengan kalimat bahasa Indonesia, kalimat bahasa Jepang pun terdiri dari subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Keberadaan jenis-jenis kata inilah yang akan mempengaruhi susunan penerjemahan. Berbeda dengan kalimat bahasa Indonesia yang dasarnya berpola SPOK, kalimat bahasa Jepang selalu meletakkan PREDIKAT DI AKHIR. Jadi SOK secara fleksibel bisa diletakkan di depan predikat. Sebagai contoh : Watashi wa (S) gakusei (P) = Saya pelajar. / Watashi wa (S) sushi wo (O) tabemasu (P) = Saya makan sushi. / Kare wa (S) gakkou de (K) nihongo wo (O) benkyoushiteimasu (P) = Dia belajar bahasa Jepang di Sekolah. / Sushi wa (S) oishii desu (P) = Sushi enak. Dengan melihat contoh-contoh ini, bisa disimpulkan, rumus menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia adalah : SP -> SP / SOP -> SPO / SKOP -> SPOK. Untuk contoh-contoh pola kalimat lain bisa kalian lihat halaman ini ya.
Q) Bagaimana bahasa Jepangnya perhitungan, contoh : 2+2=4, 2-2=0, 2×2=4 dengan 2:2=1?
A) Bahasa Jepang perhitungan untuk tanda “tambah” (+) adalah “tasu”, “kurang” (-) adalah “hiku”, “kali” (x) adalah “kakeru”, dan “bagi” (:) adalah “waru”. Selengkapnya silahkan lihat halaman ini ya.
Q) Bagaimana cara agar tidak lupa berlatih kotoba dan perubahan kosakata?
A) Cara terbaik untuk berlatih kotoba (kosakata) dan bentuk perubahan kosakata dalam bahasa Jepang adalah dengan mengingatnya melalui kalimat. Selengkapnya lihat di halaman ini ya!