Simak salah satu tata bahasa Jepang yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yuk!

Koko ni gomi wo sutete wa ikemasen.
Dilarang membuang sampah di sini.

Kali ini mari belajar mengenai tata bahasa “~te wa ikenai / ~te wa ikemasen”. Apakah kalian pernah mendengar kalimat dengan tata bahasa ini?

Pada dasarnya, pola kalimat ini digunakan untuk menunjukkan larangan secara umum berdasarkan aturan yang ada (masyarakat, sosial, pemerintahan, dan sebagainya) atau dinyatakan langsung kepada lawan bicara untuk melarang sesuatu dengan tegas.

Untuk lebih jelasnya langsung simak saja penjelasan di bawah ini. Jangan lupa tonton juga video penjelasannya ya!

Fungsi “te wa ikenai”

Pola “te wa ikenai” dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyatakan ungkapan “dilarang”. Pola ini merupakan ungkapan larangan yang bernuansa tegas. Jika ingin mengungkapkan bentuk kalimat non-formal, perlu menggunakan “te wa ikenai”, sedangkan untuk bentuk kalimat yang lebih formal, perlu menggunakan “te wa ikemasen”.

  • Pola kalimat : kata kerja bentuk “te” + wa ikenai / ikemasen

Perubahan kata kerja menjadi bentuk “te” adalah sebagai berikut:

a.Kelompok 1 (berakhiran u, ku, su, tsu, nu, bu, mu, gu, ru)

  • u menjadi tte : iu (mengatakan) = itte
  • ku menjadi ite : kiku (mendengar) = kiite
  • su menjadi shite : herasu (mengurangi) = herashite
  • tsu menjadi tte : katsu (menang) = katte
  • nu menjadi nde : shinu (mati) = shinde
  • bu menjadi nde : hakobu (membawa) = hakonde
  • mu menjadi nde : fumu (menginjak) = funde
  • gu menjadi ide : sawagu (ribut) = sawaide
  • ru menjadi tte : hairu (masuk) = haitte

*pengecualian untuk kata iku (pergi)= itte (meski berakhiran ku, khusus kata ini, akan berubah menjadi itte)

b.Kelompok 2 (berakhiran eru dan iru)

  • eru menjadi ete : suteru (membuang) = sutete
  • iru menjadi ite : miru (melihat) = mite

c.Kelompok 3 / tidak beraturan (berakhiran suru, kata “kuru”)

  • suru menjadi shite : denwa suru (menelepon) = denwa shite
  • kuru (datang) = kite

Contoh kalimat

Untuk bisa lebih mudah memahami pola ”te wa ikenai” atau ”te wa ikemasen”, mari lihat contoh kalimat berikut ini.

Koko de tabako wo sutte wa ikemasen.
Kono umi de oyoide wa ikemasen.
Miseinen wa osake wo nonde wa ikemasen.
Shiken no toki ni, jisho wo hiite wa ikemasen.
Kono hakubutsukan de shashin wo totte wa ikemasen.
Kankeisha igai, kono heya ni haitte wa ikenai.
Densha no naka de tsuuwa shite wa ikenai.
Shukudai wo akai pen de kaite wa ikenai.
Gakkou no rouka wo hashitte wa ikenai.
Ima wa soto ni dete wa ikenai.

Contoh soal

Pola ini tergolong dalam tata bahasa level N5. Untuk itu, coba perhatikan juga contoh soal JLPT N5 yang menggunakan pola ini, seperti pada contoh berikut ini.

Contoh 1 : あしたはだいじなかいぎがあるから、____はいけません。
  1. おそくって
  2. おそくて
  3. おくれって
  4. おくれて
klik di sini untuk melihat jawabannya

Contoh 2 : このへやで____はいけない。
  1. たべって
  2. たべて
  3. たべれて
  4. たべれ
klik di sini untuk melihat jawabannya

Contoh 3 : じゅぎょうちゅうに、けいたいでんわを____はいけません。
  1. つかて
  2. つかいて
  3. つかって
  4. つかいで
klik di sini untuk melihat jawabannya

Contoh 4 : おおきいこえで____はいけません。
  1. しゃべるて
  2. しゃべれて
  3. しゃべて
  4. しゃべって
klik di sini untuk melihat jawabannya

Kesimpulan

Bagaimana teman-teman? Apakah sudah bisa memahami fungsi dari tata bahasa “te wa ikenai” atau “te wa ikemasen”?

Pola “te wa ikenai” atau “te wa ikemasen” merupakan salah satu ungkapan larangan dalam bahasa Jepang, yang dalam bahasa Indonesia berarti “dilarang”.

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang ya! Jangan lupa untuk ikuti terus berbagai informasi seputar Jepang dari Kepo Jepang!

Kembali ke halaman daftar Materi Tata Bahasa N5

Kali ini kita sudah belajar pola “te wa ikenai”. Bagaimana menurut kalian? Semoga mudah dipahami ya. Karena masih ada tata bahasa lainnya yang perlu diperlajari, coba cek informasi lainnya di sini yuk!