Tesuto de akaten totta kara yabami ga fukai.
Parah banget aku dapat nilai merah pas tes.

Pernahkah kalian mendengar istilah yabami seperti pada kalimat di atas? Penambahan “mi” pada sebuah kata ini merupakan istilah gaul atau bahasa kekinian. Jadi dari manakah asal mula istilah gaul ini?

Melalui artikel ini, Kepo Jepang akan membahas pembentukan istilah gaul “mi” dan memberikan beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat agar mudah kalian pahami.

Untuk lebih jelasnya, langsung simak saja penjelasan di bawah ini.

Penjelasan Akhiran “mi” dalam Bahasa Gaul Jepang

Pada umumnya, akhiran “mi” dalam tata bahasa Jepang dibubuhkan pada kata sifat tertentu untuk mengubahnya menjadi kata benda, seperti amami, umami, atau fukami, yang secara konvensional dapat ditemukan dalam kamus. Namun, penggunaan akhiran “mi” pada kata yabami di atas bukanlah penggunaan akhiran “mi” yang lazim dan tidak sesuai aturan, atau bisa dikatakan bukan tata bahasa Jepang yang baku.

Menurut pakar bahasa dan budaya, Mogi Toshinobu, penambahan akhiran “mi” di atas merupakan bagian dari bentuk bahasa baru yang pertama kali digunakan di Twitter pada tahun 2017. Umumnya digunakan oleh anak muda untuk memberikan kesan fresh, kasual, atau sedikit konyol. Selain kata sifat, akhiran “mi” pada bahasa gaul ini umumnya bisa digabungkan dengan kata benda maupun kata kerja. Fungsi akhiran “mi” sendiri tidak hanya menominalisasi kata tersebut tetapi juga mengekspresikan perasaan melalui kata yang dibubuhi “mi”.

Sebagai tambahan, bahasa gaul ini sebenarnya masih jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan lebih umum ditemukan penggunaannya pada sns. Ada anggapan penggunaan bahasa gaul ini memberikan kesan “orang konyol”, jadi jika kalian ingin menggunakannya pastikan orang-orang di sekitar kalian pun terbiasa menggunakannya.

Penggunaan Akhiran “mi” Sebagai Bahasa Gaul 

Seperti disebutkan di atas, akhiran “mi” dalam bahasa gaul bukan hanya digunakan untuk kata sifat saja, tetapi juga bisa digunakan untuk kata benda, kata kerja, maupun frasa lainnya. Selain itu, fungsinya bukan hanya menominalisasikan saja, melainkan nominalisasi yang disertai dengan perasaan yang nyata dan lebih kuat.

Tsurami, Yabami, Ureshimi, dan sebagainya

Sebagian besar kata sifat diubah menjadi kata benda dengan menambahkan akhiran “sa”. Namun, penggunaan akhiran “sa” ini sering kali diubah menjadi “mi” untuk memberikan nuansa kekinian. Maknanya sendiri hampir sama dengan makna kata aslinya. Namun, kata-kata ini lahir untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga sebagian makna serta bentuknya mengalami perubahan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 

Istilah AsalIstilah GaulMakna Penggunaa
つらい
Tsurai
つらみ
Tsurami
Mengekspresikan kesulitan
やばい
Yabai
やばみ
Yabami
Mengekspresikan keadaan bahaya, hal tidak baik, bisa juga menunjukkan kekaguman akan hal yang tak terlukiskan
うれしい
Ureshii
うれしみ
Ureshimi
Mengekspresikan rasa senang
しんどい
Shindoi
しんどみ
Shindomi
Mengekspresikan rasa sakit, khawatir, menyusahkan atau lelah. Namun, dalam bahasa gaul maknanya bisa juga menunjukkan kegembiraan.
ねむい
Nemui
ねむみ
Nemumi
Mengekspresikan rasa kantuk
うざい
Uzai
うざみ
Uzami
Merepotkan, menyebalkan. Menunjukkan ekspresi kesal terhadap seseorang.

Contoh Kalimat

Baito ga mainichi tsurami ni kanjiru.
Konkai no tesuto ga maji de yabami nan dakedo.
Kanojo ga tsukutte kureta keeki ga oishikute yabami.
Sensei ni nihongo no hatsuon wo homerareta. Ureshimi!
Kareshi to kenka shite shindomi aru toki wa tomodachi to nomi ni iku ni kagiru.
Oshi-kyara ga kawaisugite shindomi ga fukai.
Asa made benkyou shitete, nemumi ga sugoi.
Eigo no sensei naka-naka uzami da yo ne.

Wakarimi, Tabetami, dan Sebagainya

Penggunaan akhiran “mi” dalam bahasa gaul umum juga dibubuhkan pada kata kerja ataupun kata benda. Maknanya sendiri menunjukkan makna yang sama dari kata tersebut, tetapi nuansa ekspresinya lebih kuat.

Istilah AsalIstilah GaulMakna Penggunaan
わかります
Wakarimasu
わかりみ
Wakarimi
Menunjukkan pengertian, pemahaman, persetujuan atau rasa simpati.
食べたい
Tabetai
たべたみ
Tabetami
Mengekspresikan keinginan untuk makan
帰りたい
Kaeritai
かえりたみ
Kaeritami
Mengekspresikan keinginan untuk pulang
エモ
Emo
dari bahasa Inggris emotional
エモみ
Emomi
Menunjukkan perasaan yang mengguncang emosi (emosional)

Contoh Kalimat

A : Minami-chan tte kawaiishi, hontou ni sutairu mo ii yo ne.
B : Wakarimi~!
A : Ashita no machiawase juu-ji da yo.
B : Wakarimi!
Yonaka dakedo raamen tabetami aru.
Teiji made mada-mada aru noni, kaeritami ga sugoi!
Kono kyoku wa, emomi ga fukai.

Kesimpulan

Contoh-contoh di atas hanyalah beberapa istilah akhiran “mi” yang umum digunakan sebagai bahasa gaul atau bahasa kekinian oleh anak muda saat ini. Sebagian besar umumnya digunakan untuk SNS. Pada dasarnya akhiran “mi” ini bisa dibubuhkan pada kata sifat, kata benda, maupun kata kerja. Dan maknanya pun tidak jauh berbeda dari makna aslinya, tetapi lebih menunjukkan nuansa ekspresi yang lebih kuat dan lebih dekat dengan pembicara.

Oleh karena itu, bahasa kekinian akhiran “mi” sebaiknya digunakan dalam lingkungan yang dekat dengan kita. Jadi, pastikan kalian menggunakan bahasa gaul ini dengan orang-orang terdekat kalian ya!

Sampai di sini dulu penjelasan bahasa Jepang kali ini. Semoga penjelasan bahasa Jepang kekinian dan contoh-contoh kalimat di atas mudah dimengerti, dipahami, dan bermanfaat bagi teman-teman yang sedang belajar bahasa Jepang. Jangan lupa simak terus informasi bahasa Jepang dan berita seputar Jepang di web maupun sosial media Kepo Jepang.

Untuk mengingat kembali penjelasan di atas, coba perhatikan beberapa hal di bawah ini!

  • Q) “分かりみ(Wakarimi)” itu berasal dari kata apa?
  • Q) Apa bedanya “うれしさ(Ureshisa)” dan “うれしみ(Ureshimi)”?
  • Q) Bagaimana contoh penggunaan istilah やばみ (yabami)?

Untuk melihat pertanyaan lainnya seputar bahasa Jepang dan info-info menarik tentang Jepang, langsung saja baca di halaman ini ya.

Mari Belajar Kosakata Lainnya!

Setelah mempelajari salah satu bahasa kekinian atau bahasa gaul dalam bahasa Jepang yang menggunakan akhiran “mi” seperti yabami, yuk kita pelajari istilah dan ungkapan bahasa Jepang lainnya, yang tentunya bisa kalian gunakan dalam kehidupan sehari-hari.