Situasi ketika contoh kalimat ini digunakan
Festival “Obon” di Jepang adalah salah satu acara di musim panas yang tergolong besar. Seperti apa festival “Obon” di Jepang? Risma dan Ayu akan berbicara mengenai hal itu sambil makan bersama di asrama.
Pemeran pelajar Indonesia
Pemeran pelajar Jepang
Mari simak video berikut ini, dan pahami percakapan bahasa Jepang yang ada di dalamnya. Jika masih belum dapat memahami percakapan bahasa Jepang tersebut, silakan lihat terjemahan percakapan dalam bahasa Indonesia di bawah ini. Selamat menonton, ya!
Contoh percakapan yang sebenarnya
Mou sugu obon dakara, jikka ni kaerou kana.
(Sebentar lagi akan ada Obon, jadi mungkin aku akan pulang ya.)
Kono goro yoku kiku kotoba da ne. Obon tte nani?
(Itu adalah kata yang sering aku dengar akhir-akhir ini. Obon itu apa?)
Go-senzo wo kuyou suru tame no gyouji da yo. Maitoshi, hachi-gatsu juugo-nichi goro kana.
(Ini adalah acara untuk mengenang leluhur. Setiap tahun mungkin diadakan sekitar tanggal 15 Agustus ya.)
Bukkyou no gyouji?
(Apa itu acara Buddha?)
Un, moto-moto wa bukkyou no gyouji da yo.
(Ya, itu aslinya adalah acara Buddha.)
Obon ni wa, nani wo suru no?
(Apa yang dilakukan saat Obon?)
Ohakamairi wo shita ato de, go-senzo no rei wo ie ni tsurete kaette, obon no aida, issho ni sugosu yo.
(Setelah mengunjungi kuburan, kita akan mengajak arwah leluhur pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama mereka selama Obon.)
Dakara kisei suru hito ga ooin da ne.
(Karenanya banyak orang yang pulang ya.)
Sou iu koto.
(Benar begitu.)
Shukujitsu ni naru no?
(Apa akan menjadi hari libur?)
Nenmatsu nenshi no oyasumi mitai da ne.
(Seperti libur akhir tahun dan tahun baru ya.)
Nihonjin ni totte, taisetsu na gyouji nan da ne.
(Ini adalah acara penting bagi orang Jepang ya.)
- Mou sugu : sebentar lagi
- Jikka : rumah di kampung halaman
- Yoku : sering
- Gyouji : acara / ritual
- Maitoshi : setiap tahun
- Tsurete kaeru : mengajak pulang
- Sugosu : menghabiskan (waktu)
- Kisei suru : pulang kampung
- Shinseki : kerabat / keluarga
- Taisetsu : penting
Ringkasan kesan
Di Jepang, hari raya keagamaan bukanlah hari libur nasional. Namun, banyak perusahaan memiliki hari libur berturut-turut selama festival Obon, dan ada banyak orang yang pulang kampung. Ada banyak juga sekolah yang memiliki libur musim panas selama bulan Agustus, jadi anak-anak memang sedang berlibur pada saat itu.
Bergantung pada wilayahnya, Obon umumnya diadakan selama 3 atau 4 hari dari tanggal 13 Agustus. Orang-orang akan mengunjungi kuburan pada hari pertama, mengajak “roh leluhur” pulang ke rumah sambil menuntun “roh leluhur” dengan lentera dan lampu lainnya, dan di hari terakhir, api akan dinyalakan lagi untuk meminta mereka kembali. Di beberapa daerah, tarian festival Obon dan pertunjukan kembang api juga diadakan mengikuti perayaan festival Obon.